Kelas sebagai tipe data
• Mari mulai dengan melihat kembali subrutin System.out.print. Subrutin ini digunakan untuk menampilkan pesan kepada user. Misalnya System.out.print("Selamat datang!") menampilkan pesan Selamat datang!
• System merupakan salah satu kelas standar Java. Salah satu anggotanya bernama out. Karena variable ini berada di dalam kelas System, kita harus memanggilnya dengan nama lengkapnya yaitu System.out. Variabel System.out merupakan suatu objek, dan objek itu memiliki subrutin yang bernama print. Pengenal campuran System.out.print mengacu pada subrutin print di dalam objek out dalam kelas System.
• (Untuk melihat dari sisi lain, sebetulnya System.out merupakan objek dari kelas PrintStream. PrintStream adalah salah satu kelas standar Java. Objek dengan tipe PrintStream adalah objek tempat informasi bisa dicetak. Setiap objek yang bertipe PrintStream memiliki subrutin bernama print yang bertugas untuk mencetak sesuatu ke medium tersebut. Dalam hal ini System.out adalah tujuan tempat print dilakukan. Objek lain yang bertipe PrintStream bisa mengirim informasi ke tujuan lain, misalnya file atau network atau ke komputer lain.
• Ini adalah esensi dari pemrograman berorientasi objek, di mana beberapa hal yang memiliki kesamaan - dalam hal PrintStream sama-sama sebagai tempat tujuan print - dapat digunakan dengan cara yang sama, yaitu memanggil subrutin print.)
• Karena nama variabel, nama kelas, dan nama subrutin berbentuk hampir sama, ada baiknya untuk membedakannya sehingga di kemudian hari program dapat dibaca dengan jelas. Kelas standar Java menggunakan nama yang selalu dimulai dengan huruf besar, sedangkan nama variabel dimulai dengan huruf kecil. Ini bukan sintaks Java, tetapi lebih seperti konvensi. Setiap orang bebas menggunakan konvensinya masing-masing, tetapi apabila pemrograman dilakukan secara bersama-sama, seperti pada open source programming, konvensi yang sama akan sangat memudahkan orang lain membaca dan menguji program yang kita buat. Nama subrutin juga dimulai dengan huruf kecil, sama dengan nama variabel. Tetapi subrutin harus diikuti dengan tanda buka kurung sehingga masih mudah dibedakan dengan nama variabel.
Jumat, 16 April 2010
string
String, Objek dan Subrutin
Bagian sebelumnya memperkenalkan 8 jenis tipe data primitif dan tipe data String. Perbedaan mendasar antara tipe primitif dan String adalah : nilai dari tipe String berupa objek. Objek akan dibahas pada bagian lain mengenai kelas (class). Di bagian ini kita akan belajar bagaimana String digunakan dan juga mempelajari konsep pemrograman penting yang lain, yaitu subrutin.
Subrutin adalah kumpulan instruksi program yang digabungkan sehingga memiliki fungsi tertentu. Dalam bahasa Java, setiap subrutin termasuk di dalam bagian suatu kelas atau objek. Java menyediakan kelas standar yang siap digunakan. Nilai tipe String adalah objek yang memiliki kumpulan subrutin yang dapat digunakan untuk memanipulasi String tersetbut. Kita bisa memanggil subrutin tersebut tanpa harus mengerti bagaimana subrutin tersebut bekerja. Sebenarnya ini adalah tujuan subrutin, yaitu sekumpulan perintah yang memiliki fungsi tertentu tanpa harus mengetahui secara detail apa yang terjadi di dalam.
Kelas terdiri dari variabel dan subrutin yang disimpan di dalamnya. Variabel dan subrutin ini disebut static member (anggota statis). Contohnya adalah pada program SelamatDatang, kelas SelamatDatang memiliki anggota main() yang merupakan anggota statis kelas itu. Anggota yang berupa static member diberi imbuhan static, seperti pada main().
Fungsi kelas yang lain adalah untuk mendeskripsikan suatu objek. Kelas di sini berfungsi seperti tipe data. Nilai yang disimpan dalam tipe data itu adalah objek. Misalnya String sebenarnya merupakan nama kelas yang disediakan bahasa Java. String juga berupa tipe data dan kalimat seperti "Selamat Datang!" adalah isi dari tipe data String.
Kegunaan kelas baik sebagai gabungan subrutin ataupun sebagai objek sering membingungkan. Misalnya kelas String juga menyimpan beberapa subrutin statik selain juga sebagai tipe data. Contoh kelas standar lainnya adalah Math yang berisi kumpulan subrutin statik untuk melakukan berbagai perhitungan matematis.
Bagian sebelumnya memperkenalkan 8 jenis tipe data primitif dan tipe data String. Perbedaan mendasar antara tipe primitif dan String adalah : nilai dari tipe String berupa objek. Objek akan dibahas pada bagian lain mengenai kelas (class). Di bagian ini kita akan belajar bagaimana String digunakan dan juga mempelajari konsep pemrograman penting yang lain, yaitu subrutin.
Subrutin adalah kumpulan instruksi program yang digabungkan sehingga memiliki fungsi tertentu. Dalam bahasa Java, setiap subrutin termasuk di dalam bagian suatu kelas atau objek. Java menyediakan kelas standar yang siap digunakan. Nilai tipe String adalah objek yang memiliki kumpulan subrutin yang dapat digunakan untuk memanipulasi String tersetbut. Kita bisa memanggil subrutin tersebut tanpa harus mengerti bagaimana subrutin tersebut bekerja. Sebenarnya ini adalah tujuan subrutin, yaitu sekumpulan perintah yang memiliki fungsi tertentu tanpa harus mengetahui secara detail apa yang terjadi di dalam.
Kelas terdiri dari variabel dan subrutin yang disimpan di dalamnya. Variabel dan subrutin ini disebut static member (anggota statis). Contohnya adalah pada program SelamatDatang, kelas SelamatDatang memiliki anggota main() yang merupakan anggota statis kelas itu. Anggota yang berupa static member diberi imbuhan static, seperti pada main().
Fungsi kelas yang lain adalah untuk mendeskripsikan suatu objek. Kelas di sini berfungsi seperti tipe data. Nilai yang disimpan dalam tipe data itu adalah objek. Misalnya String sebenarnya merupakan nama kelas yang disediakan bahasa Java. String juga berupa tipe data dan kalimat seperti "Selamat Datang!" adalah isi dari tipe data String.
Kegunaan kelas baik sebagai gabungan subrutin ataupun sebagai objek sering membingungkan. Misalnya kelas String juga menyimpan beberapa subrutin statik selain juga sebagai tipe data. Contoh kelas standar lainnya adalah Math yang berisi kumpulan subrutin statik untuk melakukan berbagai perhitungan matematis.
variabel & tipe data
Variabel dan Tipe Data
Nama merupakan hal penting dalam teknik pemrograman. Dalam suatu program, nama digunakan untuk menyebut sesuatu. Untuk menggunakan "sesuatu" tersebut, programmer harus mengerti bagaimana aturan pemberian nama dan aturan untuk menggunakan nama tersebut dalam programnya. Atau dengan kata lain, programmer harus mengerti sintaks dan semantik dari nama.
Menurut aturan sintaks Java, nama merupakan rangkaian dari 1 atau lebih karakter. Harus dimulai dengan huruf dan harus terdiri dari huruf, angka atau karakter garis bawah '_'. Berikut ini adalah contoh nama yang diperbolehkan:
N n rate x15 quite_a_long_name HelloWorld
Hurus kecil dan huruf besar dianggap berbeda, sehingga HelloWorld, helloworld, HELLOWORLD, dan heLLOwoRLD adalah nama yang berbeda-beda. Beberapa kata tertentu merupakan nama yang memiliki kegunaan tertentu oleh Java, dan tidak dapat dipergunakan oleh programmer. Kata-kata ini disebut reserved words (kata-kata cadangan) misalnya: class, public, static, if, else, while, dan lain-lain.
Hal lain yang penting adalah compound names atau nama campuran, yaitu yang merupakan nama biasa yang dihubungkan dengan titik, misalnya System.out.println. Idenya adalah "sesuatu" pada Java dapat terdiri dari "sesuatu" yang lain. Nama System.out.println artinya System menampung out dan out menampung println. Kita sebut "sesuatu" sebagai identifier (pengenal) tidak peduli apakah ia berupa nama tunggal atau campuran.
Program melakukan manipulasi data yang disimpan dalam memori. Dalam bahasa mesin, data hanya bisa diambil dengan menyebut alamatnya di memori. Dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti Java, nama bisa digunakan untk mengganti alamat data tersebut di memori. Tugas komputer adalah untuk melacak di mana data tersebut di simpan, sedangkan programmer menggunakan nama untuk memerintahkan komputer mengambil data tersebut dari memori. Nama yang digunakan seperti ini disebut variable.
Variabel sebenarnya berarti lebih kompleks. Variabel bukan isi dari data, tapi lokasi di memori yang menyimpan data tersebut. Variabel bisa diibaratkan sebagai kotak penyimpanan data, bukan isi kotaknya. Karena data di dalam kotak bisa berubah, variabel hanya dapat dipercaya pada satu saat saja, walaupun tempatnya selalu sama.
Dalam bahasa Java, satu-satunya cara untuk memasukkan data ke dalam variabel adalah dengan menggunakan assignment statement, atau pernyataan pemberian nilai. Pernyataan ini berbentuk:
variable = ekspresi;
di mana ekspresi menyatakan apapun yang berhubungan dengan nilai suatu data. Ketika komputer menjalankan instruksi ini, komputer akan menghitung dan menyimpan hasilnya ke dalam variabel. Contoh:
kecepatan = 40;
Variable dalam pernyataan di atas adalah kecepatan dan ekspresinya adalah angka 40. Komputer menghitung pernyataan ini dan menyimpan 40 ke dalam variabel kecepatan, dan mengganti apapun yang telah disimpan sebelumnya.
Sekarang misalnya kita ingin melakukan perhitungan yang lebih kompleks:
jarak = kecepatan * waktu
Di sini, * merupakan operasi perkalian. Komputer mengambil data yang disimpan dalam variabel kecepatan dan waktu, melakukan perkalian, dan menyimpan hasilnya dalam jarak.
Variabel dalam bahasa Java didesign untuk menyimpan hanya 1 jenis tipe data. Kompiler akan menampilkan kesalahan sintax apabila variabel ini dicoba untuk diberi tipe data jenis lain. Oleh karena itu Java disebut bahasa pemrograman bertipe kuat atau strongly typed language.
Ada 8 tipe data primitif dalam bahasa Java.
Jenis Data Deskripsi Ukuran Minimum Maksimum
boolean Hanya bisa berisi benar atau salah 1-bit
Char Karakter Unicode 16-bit
Byte Bilangan bulat 8-bit -127 128
Short Bilangan bulat 16-bit -32768 32767
Int Bilangan bulat 32-bit -2147483648 2147483647
Long Bilangan bulat 64-bit -9223372036854775808 9223372036854775807
Float Bilangan riil 32-bit 1.40129846432481707e-45 3.40282346638528860e+38
double Bilangan riil 64-bit 4.94065645841246544e-324 1.79769313486231570e+308
Suatu variabel baru dapat digunakan apabila telah dideklarasikan. Pernyataan deklarasi variabel digunakan untuk mendeklarasikan satu atau lebih variabel dan memberinya nama. Ketika komputer mengeksekusi deklarasi variabel, komputer akan menyediakan ruangan di memori kemudian menyimpan alamat ini sesuai dengan nama variabel yang diberikan. Deklarasi variable berbentuk seperti :
nama_tipe nama_variabel;
nama_variabel dapat berupa sebuah nama variabel atau beberapa nama sekaligus yang dipisah dengan koma. Gaya pemrograman yang baik yaitu dengan mendeklarasikan satu variabel dalam satu pernyataan, kecuali variabel tersebut berhubungan erat satu sama lain. Misalnya:
float num;
String nama;
String nama;
boolean bol;
int x,y;
Atau pendeklarasian variabel bisa juga dilakukan sekaligus dengan pemberian nilainya, seperti pada contoh berikut:
int num = 1000;
char ch = 'e';
float angka = -1.504;
boolean bol = true;
Jenis-jenis Variabel
Java memiliki beberapa jenis variabel yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :
• Instance Variables (tidak statis). Dalam bahasa pemrograman berorientasi objek, objek menyimpan variabel yang tidak dideklarasikan dengan kata kunci static dalam kategori non-statis, atau dapat berubah-ubah. Suatu kelas dapat dijelmakan ke dalam beberapa objek. Nilai yang terkandung dalam variabel tak-statis ini berbeda untuk setiap objeknya.
• Class Variables (statis). Variabel ini merupakan bagian integral dari suatu kelas, dan tidak ada satu objek pun yang dapat menyatakan kepemilikan atas variabel ini. Variabel yang dideklarasikan sebagai statis digunakan bersama oleh semua objek. Variabel ini lebih bersifat global yang nilainya sama untuk setiap objek pada kelas yang bersangkutan.
• Local Variables. Variabel ini didefinisikan di dalam suatu metoda (method) atau dalam suatu prosedur. Variabel ini bersifat lokal karena hanya dapat diakses oleh metoda atau prosedur tersebut.
• Parameter. Paramater atau argumen adalah variabel yang digunakan pada saat suatu metoda atau prosedur dipanggil. Parameter berguna untuk memberikan nilai awal untuk diteruskan (pass) ke dalam suatu prosedur atau metoda.
Nama merupakan hal penting dalam teknik pemrograman. Dalam suatu program, nama digunakan untuk menyebut sesuatu. Untuk menggunakan "sesuatu" tersebut, programmer harus mengerti bagaimana aturan pemberian nama dan aturan untuk menggunakan nama tersebut dalam programnya. Atau dengan kata lain, programmer harus mengerti sintaks dan semantik dari nama.
Menurut aturan sintaks Java, nama merupakan rangkaian dari 1 atau lebih karakter. Harus dimulai dengan huruf dan harus terdiri dari huruf, angka atau karakter garis bawah '_'. Berikut ini adalah contoh nama yang diperbolehkan:
N n rate x15 quite_a_long_name HelloWorld
Hurus kecil dan huruf besar dianggap berbeda, sehingga HelloWorld, helloworld, HELLOWORLD, dan heLLOwoRLD adalah nama yang berbeda-beda. Beberapa kata tertentu merupakan nama yang memiliki kegunaan tertentu oleh Java, dan tidak dapat dipergunakan oleh programmer. Kata-kata ini disebut reserved words (kata-kata cadangan) misalnya: class, public, static, if, else, while, dan lain-lain.
Hal lain yang penting adalah compound names atau nama campuran, yaitu yang merupakan nama biasa yang dihubungkan dengan titik, misalnya System.out.println. Idenya adalah "sesuatu" pada Java dapat terdiri dari "sesuatu" yang lain. Nama System.out.println artinya System menampung out dan out menampung println. Kita sebut "sesuatu" sebagai identifier (pengenal) tidak peduli apakah ia berupa nama tunggal atau campuran.
Program melakukan manipulasi data yang disimpan dalam memori. Dalam bahasa mesin, data hanya bisa diambil dengan menyebut alamatnya di memori. Dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti Java, nama bisa digunakan untk mengganti alamat data tersebut di memori. Tugas komputer adalah untuk melacak di mana data tersebut di simpan, sedangkan programmer menggunakan nama untuk memerintahkan komputer mengambil data tersebut dari memori. Nama yang digunakan seperti ini disebut variable.
Variabel sebenarnya berarti lebih kompleks. Variabel bukan isi dari data, tapi lokasi di memori yang menyimpan data tersebut. Variabel bisa diibaratkan sebagai kotak penyimpanan data, bukan isi kotaknya. Karena data di dalam kotak bisa berubah, variabel hanya dapat dipercaya pada satu saat saja, walaupun tempatnya selalu sama.
Dalam bahasa Java, satu-satunya cara untuk memasukkan data ke dalam variabel adalah dengan menggunakan assignment statement, atau pernyataan pemberian nilai. Pernyataan ini berbentuk:
variable = ekspresi;
di mana ekspresi menyatakan apapun yang berhubungan dengan nilai suatu data. Ketika komputer menjalankan instruksi ini, komputer akan menghitung dan menyimpan hasilnya ke dalam variabel. Contoh:
kecepatan = 40;
Variable dalam pernyataan di atas adalah kecepatan dan ekspresinya adalah angka 40. Komputer menghitung pernyataan ini dan menyimpan 40 ke dalam variabel kecepatan, dan mengganti apapun yang telah disimpan sebelumnya.
Sekarang misalnya kita ingin melakukan perhitungan yang lebih kompleks:
jarak = kecepatan * waktu
Di sini, * merupakan operasi perkalian. Komputer mengambil data yang disimpan dalam variabel kecepatan dan waktu, melakukan perkalian, dan menyimpan hasilnya dalam jarak.
Variabel dalam bahasa Java didesign untuk menyimpan hanya 1 jenis tipe data. Kompiler akan menampilkan kesalahan sintax apabila variabel ini dicoba untuk diberi tipe data jenis lain. Oleh karena itu Java disebut bahasa pemrograman bertipe kuat atau strongly typed language.
Ada 8 tipe data primitif dalam bahasa Java.
Jenis Data Deskripsi Ukuran Minimum Maksimum
boolean Hanya bisa berisi benar atau salah 1-bit
Char Karakter Unicode 16-bit
Byte Bilangan bulat 8-bit -127 128
Short Bilangan bulat 16-bit -32768 32767
Int Bilangan bulat 32-bit -2147483648 2147483647
Long Bilangan bulat 64-bit -9223372036854775808 9223372036854775807
Float Bilangan riil 32-bit 1.40129846432481707e-45 3.40282346638528860e+38
double Bilangan riil 64-bit 4.94065645841246544e-324 1.79769313486231570e+308
Suatu variabel baru dapat digunakan apabila telah dideklarasikan. Pernyataan deklarasi variabel digunakan untuk mendeklarasikan satu atau lebih variabel dan memberinya nama. Ketika komputer mengeksekusi deklarasi variabel, komputer akan menyediakan ruangan di memori kemudian menyimpan alamat ini sesuai dengan nama variabel yang diberikan. Deklarasi variable berbentuk seperti :
nama_tipe nama_variabel;
nama_variabel dapat berupa sebuah nama variabel atau beberapa nama sekaligus yang dipisah dengan koma. Gaya pemrograman yang baik yaitu dengan mendeklarasikan satu variabel dalam satu pernyataan, kecuali variabel tersebut berhubungan erat satu sama lain. Misalnya:
float num;
String nama;
String nama;
boolean bol;
int x,y;
Atau pendeklarasian variabel bisa juga dilakukan sekaligus dengan pemberian nilainya, seperti pada contoh berikut:
int num = 1000;
char ch = 'e';
float angka = -1.504;
boolean bol = true;
Jenis-jenis Variabel
Java memiliki beberapa jenis variabel yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :
• Instance Variables (tidak statis). Dalam bahasa pemrograman berorientasi objek, objek menyimpan variabel yang tidak dideklarasikan dengan kata kunci static dalam kategori non-statis, atau dapat berubah-ubah. Suatu kelas dapat dijelmakan ke dalam beberapa objek. Nilai yang terkandung dalam variabel tak-statis ini berbeda untuk setiap objeknya.
• Class Variables (statis). Variabel ini merupakan bagian integral dari suatu kelas, dan tidak ada satu objek pun yang dapat menyatakan kepemilikan atas variabel ini. Variabel yang dideklarasikan sebagai statis digunakan bersama oleh semua objek. Variabel ini lebih bersifat global yang nilainya sama untuk setiap objek pada kelas yang bersangkutan.
• Local Variables. Variabel ini didefinisikan di dalam suatu metoda (method) atau dalam suatu prosedur. Variabel ini bersifat lokal karena hanya dapat diakses oleh metoda atau prosedur tersebut.
• Parameter. Paramater atau argumen adalah variabel yang digunakan pada saat suatu metoda atau prosedur dipanggil. Parameter berguna untuk memberikan nilai awal untuk diteruskan (pass) ke dalam suatu prosedur atau metoda.
mulai java
Program komputer adalah rangkaian instruksi yang diberikan agar komputer dapat bekerja. Suatu pekerjaan yang mungkin sederhana bagi manusia tidak dapat dimengerti oleh komputer. Manusia harus memberikan petunjuk kepada komputer bagaimana melakukan suatutugas dalam bentuk bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman berbeda dengan bahasa manusia, karena komputer membutuhkan aturan yang lebih baku apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dalam suatu bahasa pemrograman. Aturan ini disebut sintaks bahasa.
Sintaks bahasa pemrograman ditentukan berdasarkan apa yang bisa dilakukan oleh komputer, misalnya loop (perulangan), cabang (branch), atau fungsi. Hanya program dengan sintaks yang benar yang dapat dikompilasi atau diinterpretasi yang pada akhirnya bisa dijalankan di komputer. Kompiler akan memberikan pesan kesalahan apabila ada kesalahan dalam sintaks sehingga kita memperbaikinya.
Untuk menjadi programmer yang sukses, kita harus mengerti secara detail sintaks dari bahasa pemrograman yang kita akan gunakan. Tetapi, sintaks hanya sebagian cerita. Kita ingin program yang kita buat berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Artinya program tersebut harus benar secara logika. Program yang benar secara logika disebut memiliki semantik yang benar.
Di situs ini kita akan mempelajari tentang sintaks dan semantik dari dari setiap bahasa pemrograman Java. Sintaks mudah dihafal, tetapi semantik lebih seperti perasaan. Untuk itu, coba download dan jalankan contoh-contoh program sehingga kita dapat memahami bagaimana setiap program bekerja.
Melihat lebih dekat “SelamatDatang”
Applikasi SelamatDatang memiliki 4 komponen, yaitu :
• definisi paket (package)
• komentar
• definisi kelas (class)
• metode main
package selamatdatang;
public class SelamatDatang {
/**
* @param args
*/
public static void main(String[] args) {
// TODO Auto-generated method stub
System.out.println("Selamat Datang!");
}
}
Definisi paket (package)
package selamatdatang;
Package dalam Java merupakan kumpulan dari berbagai kode yang terangkum dalam satu paket. Untuk memudahkan penulisan dan pembagian logika suatu program, satu paket terbagi menjadi beberapa berkas (file) di mana setiap file memiliki fungsi atau tugas yang sangat khusus, misalnya satu file berfungsi untuk mendeklarasikan konstanta dan kelas, sementara file yang lain berisi implementasi kelas dan prosedurnya.
Pada contoh aplikasi SelamatDatang di atas, paket ini hanya berisi satu buah file yang isinya terdiri dari satu kelas dan satu metode.
Definisi paket tidak selalu diperlukan, tetapi hal ini merupakan kebiasaan baik untuk melatih kita berfikir secara logis dan sistematis.
Komentar
/**
* @param args
*/
// TODO Auto-generated method stub
Komentar tidak akan diproses oleh kompiler tetapi berguna bagi programmer lain. Bahasa Java memiliki 3 jenis komentar :
• /* text */ — Compiler akan mengabaikan kata kata antara /* dan */
• /** documentation */ — Ini merupakan komentar yang dipergunakan khusus untuk dokumentasi. Kompiler akan mengabaikan komentar dari /* hingga */. Alat bantu javadoc akan memproses komentar dokumentasi untuk membuat dokumentasi secara otomatis dari sumber program.
• // text — Kompiler akan mengabaikan segala sesuatu dari // hingga akhir baris
Definisi Kelas
public class SelamatDatang {
...
}
Kelas merupakan bagian integral dari bahasa Java karena Java merupakan bahasa berorientasi objek. Setiap aplikasi harus terdiri dari satu kelas. Di sini kita definisikan kelas SelamatDatang sebagai kelas utama.
Sintaks bahasa pemrograman ditentukan berdasarkan apa yang bisa dilakukan oleh komputer, misalnya loop (perulangan), cabang (branch), atau fungsi. Hanya program dengan sintaks yang benar yang dapat dikompilasi atau diinterpretasi yang pada akhirnya bisa dijalankan di komputer. Kompiler akan memberikan pesan kesalahan apabila ada kesalahan dalam sintaks sehingga kita memperbaikinya.
Untuk menjadi programmer yang sukses, kita harus mengerti secara detail sintaks dari bahasa pemrograman yang kita akan gunakan. Tetapi, sintaks hanya sebagian cerita. Kita ingin program yang kita buat berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Artinya program tersebut harus benar secara logika. Program yang benar secara logika disebut memiliki semantik yang benar.
Di situs ini kita akan mempelajari tentang sintaks dan semantik dari dari setiap bahasa pemrograman Java. Sintaks mudah dihafal, tetapi semantik lebih seperti perasaan. Untuk itu, coba download dan jalankan contoh-contoh program sehingga kita dapat memahami bagaimana setiap program bekerja.
Melihat lebih dekat “SelamatDatang”
Applikasi SelamatDatang memiliki 4 komponen, yaitu :
• definisi paket (package)
• komentar
• definisi kelas (class)
• metode main
package selamatdatang;
public class SelamatDatang {
/**
* @param args
*/
public static void main(String[] args) {
// TODO Auto-generated method stub
System.out.println("Selamat Datang!");
}
}
Definisi paket (package)
package selamatdatang;
Package dalam Java merupakan kumpulan dari berbagai kode yang terangkum dalam satu paket. Untuk memudahkan penulisan dan pembagian logika suatu program, satu paket terbagi menjadi beberapa berkas (file) di mana setiap file memiliki fungsi atau tugas yang sangat khusus, misalnya satu file berfungsi untuk mendeklarasikan konstanta dan kelas, sementara file yang lain berisi implementasi kelas dan prosedurnya.
Pada contoh aplikasi SelamatDatang di atas, paket ini hanya berisi satu buah file yang isinya terdiri dari satu kelas dan satu metode.
Definisi paket tidak selalu diperlukan, tetapi hal ini merupakan kebiasaan baik untuk melatih kita berfikir secara logis dan sistematis.
Komentar
/**
* @param args
*/
// TODO Auto-generated method stub
Komentar tidak akan diproses oleh kompiler tetapi berguna bagi programmer lain. Bahasa Java memiliki 3 jenis komentar :
• /* text */ — Compiler akan mengabaikan kata kata antara /* dan */
• /** documentation */ — Ini merupakan komentar yang dipergunakan khusus untuk dokumentasi. Kompiler akan mengabaikan komentar dari /* hingga */. Alat bantu javadoc akan memproses komentar dokumentasi untuk membuat dokumentasi secara otomatis dari sumber program.
• // text — Kompiler akan mengabaikan segala sesuatu dari // hingga akhir baris
Definisi Kelas
public class SelamatDatang {
...
}
Kelas merupakan bagian integral dari bahasa Java karena Java merupakan bahasa berorientasi objek. Setiap aplikasi harus terdiri dari satu kelas. Di sini kita definisikan kelas SelamatDatang sebagai kelas utama.
eclips
Eclipse IDE
Eclipse merupakan komunitas open source yang bertujuan menghasilkan platform pemrograman terbuka. Eclipse terdiri dari framework yang dapat dikembangkan lebih lanjut, peralatan bantu untuk membuat dan memanage software sejak awal hingga diluncurkan. Platform Eclipse didukung oleh ekosistem besar yang terdiri dari vendor tekonologi, start-up inovatif, universitas, riset institusi serta individu.
Banyak orang mengenal Eclipse sebagai IDE (integrated development environment) untuk bahasa Java, tapi Eclipse lebih dari sekedar IDE untuk Java.
Komunitas Eclipse memiliki lebih dari 60 proyek open source. Proyek-proyek ini secara konsep terbagi menjadi 7 categori :
1. Enterprise Development
2. Embedded and Device Development
3. Rich Client Platform
4. Rich Internet Applications
5. Application Frameworks
6. Application Lifecycle Management (ALM)
7. Service Oriented Architecture (SOA)
Secara umum Eclipse digunakan untuk membangun software inovatif berstandar industri, dan alat bantu beserta frameworknya membantu pekerjaan menjadi lebih mudah.
Lisensi
Eclipse menggunakan EPL (Eclipse Public License), yaitu lisensi yang memungkinkan organisasi untuk menjadikan Eclipse sebagai produk komersialnya, dan pada saat yang sama meminta orang yang melakukan perubahan untuk mengkontribusikan hasilnya kembali kepada komunitas.
Instalasi
• Anda membutuhkan Java 5 JRE untuk menjalankan Eclipse.
• Download Eclipse IDE for Java Developers untuk menggunakan kode pada situs Belajar Java ini.
• Gunakan utility pada sistem operasi anda untuk membuka kompresi file tersebut ke dalam hard disk anda.
• Catatan untuk Windows: Apabila Anda menggunakan utilitas kompresi file yang berasal dari Windows XP atau Windows Vista itu sendiri, kadang kala utilitas tersebut tidak berhasil membuka file dengan nama yang panjang. Jika Anda mengalami masalah dekompresi Eclipse pada Windows, letakkan hasil dekompresi pada root directory (misalnya C:\eclipse) atau gunakan software dekompresi lain yang gratis seperti 7-Zip
Eclipse merupakan komunitas open source yang bertujuan menghasilkan platform pemrograman terbuka. Eclipse terdiri dari framework yang dapat dikembangkan lebih lanjut, peralatan bantu untuk membuat dan memanage software sejak awal hingga diluncurkan. Platform Eclipse didukung oleh ekosistem besar yang terdiri dari vendor tekonologi, start-up inovatif, universitas, riset institusi serta individu.
Banyak orang mengenal Eclipse sebagai IDE (integrated development environment) untuk bahasa Java, tapi Eclipse lebih dari sekedar IDE untuk Java.
Komunitas Eclipse memiliki lebih dari 60 proyek open source. Proyek-proyek ini secara konsep terbagi menjadi 7 categori :
1. Enterprise Development
2. Embedded and Device Development
3. Rich Client Platform
4. Rich Internet Applications
5. Application Frameworks
6. Application Lifecycle Management (ALM)
7. Service Oriented Architecture (SOA)
Secara umum Eclipse digunakan untuk membangun software inovatif berstandar industri, dan alat bantu beserta frameworknya membantu pekerjaan menjadi lebih mudah.
Lisensi
Eclipse menggunakan EPL (Eclipse Public License), yaitu lisensi yang memungkinkan organisasi untuk menjadikan Eclipse sebagai produk komersialnya, dan pada saat yang sama meminta orang yang melakukan perubahan untuk mengkontribusikan hasilnya kembali kepada komunitas.
Instalasi
• Anda membutuhkan Java 5 JRE untuk menjalankan Eclipse.
• Download Eclipse IDE for Java Developers untuk menggunakan kode pada situs Belajar Java ini.
• Gunakan utility pada sistem operasi anda untuk membuka kompresi file tersebut ke dalam hard disk anda.
• Catatan untuk Windows: Apabila Anda menggunakan utilitas kompresi file yang berasal dari Windows XP atau Windows Vista itu sendiri, kadang kala utilitas tersebut tidak berhasil membuka file dengan nama yang panjang. Jika Anda mengalami masalah dekompresi Eclipse pada Windows, letakkan hasil dekompresi pada root directory (misalnya C:\eclipse) atau gunakan software dekompresi lain yang gratis seperti 7-Zip
kelebihan java
Kelebihan Java
Bahasa pemrograman lain yang telah ada sebelum Java lahir sudah merupakan bahasa yang baik dan mudah dipelajasi oleh programmer profesional. Akan tetapi para programmer ini menginginkan sesuatu yang baru yang memiliki banyak hal yang menyelesaikan masalah mereka. Utamanya adalah keamanan kode mereka. Hal ini melahirkan pikiran yang revolusioner untuk menemukan bahasa pemrograman lain yang disebut Java. Tidak hanya keamanan tapi juga beberapa hal yang sering disebut sebagai Java-Buzzwords. Kata-kata ini menjelaskan berbagai fitur tambahan dan beberapa hal yang membuat Java demikian sukses dan diterima oleh dunia perangkat lunak. Berikut ini adalah penjelasan serta keuntungan dari kata-kata tersebut.
Sederhana dan Berorientasi Objek
Seperti diuraikan sebelumnya, Java lahir dari suatu pemikiran mendalam akan bahasa pemrograman yang ada pada saat itu, seperti C dan C++. Hal ini akan memudahkan programmer profesional untuk dapat mengerti lebih jelas tentang Java, fungsionalitas, dan lain sebagainya apabila ia memiliki pengetahuan dasar tentang C++ dan konsep pemrograman berorientasi objek. Tujuannya agar konsep dasar dari teknologi Java dapat dimengerti dengan mudah, dan programmer dapat segera menghasilkan sesuatu sedini mungkin. Tidak hanya ini, penemu Java memastikan bahwa Java juga bermula dari bahasa pemrograman dasar yang sudah ada pada saat itu. Kemudian mereka membuang berbagai fitur yang rumit dan membingungkan.
Bahasa pemrograman Java didesain sejak awal untuk menjadi bahasa yang berorientasi objek. Setelah kira-kira 30 tahun, akhirnya teknologi objek menjadi kenyataan dan diterima oleh sebagian besar komunitas pemrograman. Konsep berorientasi objek memungkinkan pembuatan software yang kompleks, berbasis network, sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi Java menghasilkan platform pembuatan perangkat lunak yang baik dan efisien serta berorientasi objek.
Keuntungan yang Anda dapat dari Java
• Mulai dengan cepat: Java merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek, mudah dipelajari, terutama untuk programmer yang sudah menguasai C atau C++
• Tulis lebih sedikit program: Jumlah kelas, jumlah metode, dll, menunjukkan bahwa program yang ditulis dalam bahasa pemrograman Java memiliki jumlah 4 kali lipat lebih kecil dari program sama yang ditulis dalam bahasa C++
• Tulis program lebih baik: Bahasa pemrograman Java menganjurkan praktek membuat program yang baik, dan automatic garbage collection membantu Anda untuk menghindari kebocoran memori. Orientasi objeknya, arsitektur komponen JavaBeans, dan jangkauannya yanga luas, API yang mudah diperluas, memungkinkan Anda menggunakan kode yang ada.
• Membuat program dengan lebih cepat: Bahasa pemrograman Java lebih mudah dari C++, pemrograman akan menjadi 2 kali lipat lebih cepat, dengan jumlah baris yang jauh lebih sedikit.
• Menghindari kebergantungan pada platform tertentu: Anda dapat menjalankan program Anda pada banyak platform dengan TIDAK menggunakan library yang ditulis spesifik untuk platform tertentu.
• Tulis sekali, jalankan di mana saja: Karena aplikasi yang ditulis dalam bahasa Java dikompilasi ke dalam kode byte yang bebas platform, aplikasi yang ditulis dapat jalan secara konsisten pada platform apa saja.
• Distribusikan software Anda dengan mudah: Dengan Java Web Start, pengguna program Anda akan dapat menggunakan aplikasi Anda dengan mudah. Sistem pengecekan versi otomatis pada saat program dimulai menjamin pengguna Anda selalu menjalankan versi terkini. Apabila versi baru tersedia, Java Web Start akan melakukan instalasi secara otomatis.
Bahasa pemrograman lain yang telah ada sebelum Java lahir sudah merupakan bahasa yang baik dan mudah dipelajasi oleh programmer profesional. Akan tetapi para programmer ini menginginkan sesuatu yang baru yang memiliki banyak hal yang menyelesaikan masalah mereka. Utamanya adalah keamanan kode mereka. Hal ini melahirkan pikiran yang revolusioner untuk menemukan bahasa pemrograman lain yang disebut Java. Tidak hanya keamanan tapi juga beberapa hal yang sering disebut sebagai Java-Buzzwords. Kata-kata ini menjelaskan berbagai fitur tambahan dan beberapa hal yang membuat Java demikian sukses dan diterima oleh dunia perangkat lunak. Berikut ini adalah penjelasan serta keuntungan dari kata-kata tersebut.
Sederhana dan Berorientasi Objek
Seperti diuraikan sebelumnya, Java lahir dari suatu pemikiran mendalam akan bahasa pemrograman yang ada pada saat itu, seperti C dan C++. Hal ini akan memudahkan programmer profesional untuk dapat mengerti lebih jelas tentang Java, fungsionalitas, dan lain sebagainya apabila ia memiliki pengetahuan dasar tentang C++ dan konsep pemrograman berorientasi objek. Tujuannya agar konsep dasar dari teknologi Java dapat dimengerti dengan mudah, dan programmer dapat segera menghasilkan sesuatu sedini mungkin. Tidak hanya ini, penemu Java memastikan bahwa Java juga bermula dari bahasa pemrograman dasar yang sudah ada pada saat itu. Kemudian mereka membuang berbagai fitur yang rumit dan membingungkan.
Bahasa pemrograman Java didesain sejak awal untuk menjadi bahasa yang berorientasi objek. Setelah kira-kira 30 tahun, akhirnya teknologi objek menjadi kenyataan dan diterima oleh sebagian besar komunitas pemrograman. Konsep berorientasi objek memungkinkan pembuatan software yang kompleks, berbasis network, sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi Java menghasilkan platform pembuatan perangkat lunak yang baik dan efisien serta berorientasi objek.
Keuntungan yang Anda dapat dari Java
• Mulai dengan cepat: Java merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek, mudah dipelajari, terutama untuk programmer yang sudah menguasai C atau C++
• Tulis lebih sedikit program: Jumlah kelas, jumlah metode, dll, menunjukkan bahwa program yang ditulis dalam bahasa pemrograman Java memiliki jumlah 4 kali lipat lebih kecil dari program sama yang ditulis dalam bahasa C++
• Tulis program lebih baik: Bahasa pemrograman Java menganjurkan praktek membuat program yang baik, dan automatic garbage collection membantu Anda untuk menghindari kebocoran memori. Orientasi objeknya, arsitektur komponen JavaBeans, dan jangkauannya yanga luas, API yang mudah diperluas, memungkinkan Anda menggunakan kode yang ada.
• Membuat program dengan lebih cepat: Bahasa pemrograman Java lebih mudah dari C++, pemrograman akan menjadi 2 kali lipat lebih cepat, dengan jumlah baris yang jauh lebih sedikit.
• Menghindari kebergantungan pada platform tertentu: Anda dapat menjalankan program Anda pada banyak platform dengan TIDAK menggunakan library yang ditulis spesifik untuk platform tertentu.
• Tulis sekali, jalankan di mana saja: Karena aplikasi yang ditulis dalam bahasa Java dikompilasi ke dalam kode byte yang bebas platform, aplikasi yang ditulis dapat jalan secara konsisten pada platform apa saja.
• Distribusikan software Anda dengan mudah: Dengan Java Web Start, pengguna program Anda akan dapat menggunakan aplikasi Anda dengan mudah. Sistem pengecekan versi otomatis pada saat program dimulai menjamin pengguna Anda selalu menjalankan versi terkini. Apabila versi baru tersedia, Java Web Start akan melakukan instalasi secara otomatis.
sejarah java
Mengenal Bahasa Pemrograman Java
Sejarah Java
• Java dipelopori oleh James Gosling, Patrick Naughton, Chris Warth, Ed Frank, dan Mike Sheridan dari Sun Microsystems, Inc pada tahun 1991. Mereka membutuhkan kurang lebih 18 bulan untuk membuat versi pertamanya. Bahasa ini pada awalnya disebut “Oak” tapi kemudian diubah menjadi “Java” pada tahun 1995 karena nama Oak telah dijadikan hak cipta dan digunakan sebagai bahasa pemrograman lainnya. Antara pembuatan Oak pada musim gugur 1992 hingga diumumkan ke publik pada musim semi 1995, banyak orang yang terlibat dalam desain dan evolusi bahasa ini. Bill Joy, Arthur van Hoff, Jonathan Payne, Frank Yellin, dan Tim Lindholm merupakan kontributor kunci yang mematangkan prototipe aslinya.
Java Modern
• Java telah digunakan dalam banyak hal dan telah membuktikan keberadaannya pada abad ke 21. Saat ini, Java digunakan bermacam jenis aplikasi seperti aplikasi embedded, aplikasi keuangan, desktop, simulasi pesawat, pemrosesan citra, game, aplikasi perusahaan terdistribusi yang disebut J2EE dan masih banyak lagi.
Java Virtual Machine (JVM)
• Java Virtual Machine merupakan aplikasi sederhana yang ditulis dalam bahasa C untuk mengeksi program yang ditulis dalam bahasa Java. Pada saat kompilasi (perubahan dari bahasa tingkat tinggi ke bahasa lebih rendah), program tersebut diubah menjadi KODE BYTE. Kemudian pada saat eksekusi, JVM membaca kode byte tersebu dan mengubahnya menjadi bahasa mesin yang dimengerti oleh sistem operasi tempat program tersebut dijalankan.
• Karena JVM sangat bergantung pada platformnya (bahasa mesin merupakan bahasa level rendah yang hanya dimengerti oleh suatu mesin tertentu, misalnya Intel, tapi tidak dapat dimengerti oleh mesin lain, seperti Macintosh), byte code ini dapat dibuat untuk terbebas dari kungkungan platform tertentu. Code byte yang dihasilkan dalam proses kompilasi bahasa Java akan selalu sama untuk setiap sistem operasi atau jenis mesinnya, tetapi JVM akan mengubah kode byte tersebut menjadi bahasa mesin tujuannya.
Just In Time Compiler (JIT)
• Meskipun Java didesain untuk diinterpretasi, secara teknis tidak ada yang menghalangi Java untuk dikompilasi menjadi bahasa mesin seperti bahasa-bahasa pemrograman lainnya. Sun menyediakan kompiler Just In Time Compiler (JIT) untuk mengkompilasi kode byte itu menjadi bahasa mesinnya pada saat yang bersamaan dengan eksekusinya. Walaupun demikian, pendekatan JIT ini menghasilkan kemampuan yang lebih dibandingkan dengan interpretasi biasa.
Sejarah Java
• Java dipelopori oleh James Gosling, Patrick Naughton, Chris Warth, Ed Frank, dan Mike Sheridan dari Sun Microsystems, Inc pada tahun 1991. Mereka membutuhkan kurang lebih 18 bulan untuk membuat versi pertamanya. Bahasa ini pada awalnya disebut “Oak” tapi kemudian diubah menjadi “Java” pada tahun 1995 karena nama Oak telah dijadikan hak cipta dan digunakan sebagai bahasa pemrograman lainnya. Antara pembuatan Oak pada musim gugur 1992 hingga diumumkan ke publik pada musim semi 1995, banyak orang yang terlibat dalam desain dan evolusi bahasa ini. Bill Joy, Arthur van Hoff, Jonathan Payne, Frank Yellin, dan Tim Lindholm merupakan kontributor kunci yang mematangkan prototipe aslinya.
Java Modern
• Java telah digunakan dalam banyak hal dan telah membuktikan keberadaannya pada abad ke 21. Saat ini, Java digunakan bermacam jenis aplikasi seperti aplikasi embedded, aplikasi keuangan, desktop, simulasi pesawat, pemrosesan citra, game, aplikasi perusahaan terdistribusi yang disebut J2EE dan masih banyak lagi.
Java Virtual Machine (JVM)
• Java Virtual Machine merupakan aplikasi sederhana yang ditulis dalam bahasa C untuk mengeksi program yang ditulis dalam bahasa Java. Pada saat kompilasi (perubahan dari bahasa tingkat tinggi ke bahasa lebih rendah), program tersebut diubah menjadi KODE BYTE. Kemudian pada saat eksekusi, JVM membaca kode byte tersebu dan mengubahnya menjadi bahasa mesin yang dimengerti oleh sistem operasi tempat program tersebut dijalankan.
• Karena JVM sangat bergantung pada platformnya (bahasa mesin merupakan bahasa level rendah yang hanya dimengerti oleh suatu mesin tertentu, misalnya Intel, tapi tidak dapat dimengerti oleh mesin lain, seperti Macintosh), byte code ini dapat dibuat untuk terbebas dari kungkungan platform tertentu. Code byte yang dihasilkan dalam proses kompilasi bahasa Java akan selalu sama untuk setiap sistem operasi atau jenis mesinnya, tetapi JVM akan mengubah kode byte tersebut menjadi bahasa mesin tujuannya.
Just In Time Compiler (JIT)
• Meskipun Java didesain untuk diinterpretasi, secara teknis tidak ada yang menghalangi Java untuk dikompilasi menjadi bahasa mesin seperti bahasa-bahasa pemrograman lainnya. Sun menyediakan kompiler Just In Time Compiler (JIT) untuk mengkompilasi kode byte itu menjadi bahasa mesinnya pada saat yang bersamaan dengan eksekusinya. Walaupun demikian, pendekatan JIT ini menghasilkan kemampuan yang lebih dibandingkan dengan interpretasi biasa.
Selasa, 06 April 2010
ragangan
Ragangan
Ragangan ( outline ) : Suatu rencana kerja yang teratur untuk mendeskripsikan penggambaran dan penyusunan gagasan / pokok pikiran dalam tahap prapenulisan suatu karangan ilmiah. Istilah lainnya adalah : kerangka karangan.
Syarat-syarat ragangan :
1. Tesis dan pernyataan maksud sudah jelas dan benar.
2. Data sudah terkumpul.
3. Tiap unit dalam ragangan mempunyai satu gagasan.
4. Pokok-pokok ragangan disusun secara logis.
Secara logis :
a. unit pokok terperinci secara maksimal
b. tiap rincian ada kaitannya dengan unit atasan langsung, dan
c. urutan rincian baik dan teratur.
5. Pasangan simbol disusun secara taat asas ( konsisten ) dengan menggunakan sistem :
a. Sistem lekuk,
b. Sistem lurus,
c. Sistem gabungan.
a. Sistem lurus
2. ………………. II. ……………….
1.1 ………………. II.1 ……………….
1.2 ………………. II.2 ……………….
1.2.1 ………………. II.2.1 ……………….
1.2.2 ……………….
3. ………………. III. ……………….
3.1 ………………. III.1 ……………….
3.2 ………………. III.2 ……………….
b. Sistem Gabungan
II. ……………….
II.A ……………….
II.A.1 ……………….
II.A.2 ……………….
II.A.3 ……………….
II.B ……………….
II.B.1 ……………….
II.B.2 ……………….
Penyusunan Ragangan :
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Perumusan tesis dengan pengungkapan maksud dengan jelas dan benar.
2. Penginventarisasian topik ke dalam subtopik secara maksimal.
3. Pengevaluasian semua topik ke dalam tahapan :
a. Semua bab topik relevan dengan topik,
b. Jangan ada dua topik yang sama, dan
c. Semua topik dan sub topik sudah paralel.
4. Tahapan ( 3a ) dan ( 3b ) dilakukan secara berulang untuk mendapatkan subtopik yang terinci maksimal.
5. Penetapan pola susun ragangan yang tepat :
pola alamiah atau pola logis.
6. Sadarilah ragangan tidak sekali buat.
7. Susunan yang diutamakan adalah bab isi karangan.
• Pola alamiah : didasarkan atas urutan kejadian seperti urutan waktu ( kronologis ), urutan ruang ( spasial ), dan topik yang ada.
• Pola logis : dititikberatkan pada jalan pikiran manusia yang menghadapi masalah-masalah yang digarap seperti urutan klimaks, kausal, deduksi, familiariatas, ( dari urutan yang dikenal dan berangsur ke arah kurang dikenal ) dan akseptabilitas ( mirip familiaritas tetapi menekankan gagasan yang diterima pembaca atau tidak ).
Manfaat Ragangan
1. Tidak mengolah ide sampai dua kali sehinga tidak keluar dari sasaran karangan;
2. menciptakan klimaks yang tidak sama sehingga ada variasi dalam penyajian materi karangan;
3. mengingatkan penulis pada bahan / materi pembantu ( dapat berupa kartu-kartu data dari hasil penelitian );
4. membaca ulang karangan itu dapat menimbulkan / menciptakan reproduksi yang sama dari pembaca;
5. dapat dilihat dengan jelas wujud, ide, nilai umum, dan spesifikasi karangan;
6. berarti setengah karangan selesai atau merupakan tahap akhir dari penulisan.
* Tahap Penyusuan Ragangan
1. Penetapan topik, tujuan, dan tesis.
2. Inventarisasi topik utama dari tesis.
3. Evaluasi semua topik ( kecil ) yang terinci ( dari tahap kedua ).
4. Perumusan tesisi kembali dengan sempurna (mungkin ada perubahan tahap ketiga ).
5. Penyusunan ragangan sementara ( draf ragangan ).
6. Perumusan tesis akhir dengan sempurna.
7. Penyusuan ragangan formal ( dapat berupa ragangan topik atau ragangan kalimat ) yang siap pakai.
Ragangan ( outline ) : Suatu rencana kerja yang teratur untuk mendeskripsikan penggambaran dan penyusunan gagasan / pokok pikiran dalam tahap prapenulisan suatu karangan ilmiah. Istilah lainnya adalah : kerangka karangan.
Syarat-syarat ragangan :
1. Tesis dan pernyataan maksud sudah jelas dan benar.
2. Data sudah terkumpul.
3. Tiap unit dalam ragangan mempunyai satu gagasan.
4. Pokok-pokok ragangan disusun secara logis.
Secara logis :
a. unit pokok terperinci secara maksimal
b. tiap rincian ada kaitannya dengan unit atasan langsung, dan
c. urutan rincian baik dan teratur.
5. Pasangan simbol disusun secara taat asas ( konsisten ) dengan menggunakan sistem :
a. Sistem lekuk,
b. Sistem lurus,
c. Sistem gabungan.
a. Sistem lurus
2. ………………. II. ……………….
1.1 ………………. II.1 ……………….
1.2 ………………. II.2 ……………….
1.2.1 ………………. II.2.1 ……………….
1.2.2 ……………….
3. ………………. III. ……………….
3.1 ………………. III.1 ……………….
3.2 ………………. III.2 ……………….
b. Sistem Gabungan
II. ……………….
II.A ……………….
II.A.1 ……………….
II.A.2 ……………….
II.A.3 ……………….
II.B ……………….
II.B.1 ……………….
II.B.2 ……………….
Penyusunan Ragangan :
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Perumusan tesis dengan pengungkapan maksud dengan jelas dan benar.
2. Penginventarisasian topik ke dalam subtopik secara maksimal.
3. Pengevaluasian semua topik ke dalam tahapan :
a. Semua bab topik relevan dengan topik,
b. Jangan ada dua topik yang sama, dan
c. Semua topik dan sub topik sudah paralel.
4. Tahapan ( 3a ) dan ( 3b ) dilakukan secara berulang untuk mendapatkan subtopik yang terinci maksimal.
5. Penetapan pola susun ragangan yang tepat :
pola alamiah atau pola logis.
6. Sadarilah ragangan tidak sekali buat.
7. Susunan yang diutamakan adalah bab isi karangan.
• Pola alamiah : didasarkan atas urutan kejadian seperti urutan waktu ( kronologis ), urutan ruang ( spasial ), dan topik yang ada.
• Pola logis : dititikberatkan pada jalan pikiran manusia yang menghadapi masalah-masalah yang digarap seperti urutan klimaks, kausal, deduksi, familiariatas, ( dari urutan yang dikenal dan berangsur ke arah kurang dikenal ) dan akseptabilitas ( mirip familiaritas tetapi menekankan gagasan yang diterima pembaca atau tidak ).
Manfaat Ragangan
1. Tidak mengolah ide sampai dua kali sehinga tidak keluar dari sasaran karangan;
2. menciptakan klimaks yang tidak sama sehingga ada variasi dalam penyajian materi karangan;
3. mengingatkan penulis pada bahan / materi pembantu ( dapat berupa kartu-kartu data dari hasil penelitian );
4. membaca ulang karangan itu dapat menimbulkan / menciptakan reproduksi yang sama dari pembaca;
5. dapat dilihat dengan jelas wujud, ide, nilai umum, dan spesifikasi karangan;
6. berarti setengah karangan selesai atau merupakan tahap akhir dari penulisan.
* Tahap Penyusuan Ragangan
1. Penetapan topik, tujuan, dan tesis.
2. Inventarisasi topik utama dari tesis.
3. Evaluasi semua topik ( kecil ) yang terinci ( dari tahap kedua ).
4. Perumusan tesisi kembali dengan sempurna (mungkin ada perubahan tahap ketiga ).
5. Penyusunan ragangan sementara ( draf ragangan ).
6. Perumusan tesis akhir dengan sempurna.
7. Penyusuan ragangan formal ( dapat berupa ragangan topik atau ragangan kalimat ) yang siap pakai.
ragam sosial dan ragam fungsional
Ragam sosial yaitu: ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat.
Ragam fungsional yaitu: ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
Ragam Kedokteran
Ada empat hal yang membuat seorang dewasa dapat kehilangan daya penglihatannya. Yang pertama kelainan di kornea, lalu kelainan lensa, kelainan di retina, dan terakhir di pusat saraf pengolah data yang datang dari mata. Kelainan kornea dapat diatasi dengan transplatasi kornea yang dilakukan di Indonesia sudah banyak dilakukan. Demikian pula kelainan lensa. Katarak misalnya, sudah bukan hal sulit lagi mengindikasi adanya gangguan fungsi di bagian otak.
Ragam Hukum
Langkah polisi itu dilakukan karena penyidik kesulitan
membuktikan kasus yang menyeret tersangka bekas Kepala Urusan Logistik Beddu Amang itu. Gelar perkara itu untuk mencari kesimpulan menyangkut penyelesaian tersebut. Skandal ini terjadi ketika Beddu Amang menjabat Kepala Bulog pada tahun 1997. Ada kebijakan pemerintah soal pengadaan subsidi pakan ternak bagi peternak dengan mengimpor bungkil kedelai melalui Letter of Credit(L/C) import.
Ragam Niaga
Untuk memproduksi roti dan kue, Sukartiningsih kini memiliki mixer yang berukuran besar dan sepuluh oven. Untuk memenuhi pesanan setiap hari Marina membutuhkan sedikitnya 1 kwintal telur ayam, gula pasir, mentega, moka, dan tepung. Dalam sebulan, omzetnya mencapai lebih dari Rp 100 juta.
Ragam Agama
Dalam Al-Quran dijelaskan pengelompokan ajaran Islam secara garis besar adalah akidah, syariah, dan akhlak. Ajaran Islam merupakan landasan yang mendasari seluruh aktivitas kehidupan Islami. Sistem keyakinan dalam ajaran Islam dibangun dalam enam landasan yang disebut rukun iman. Syariah adalah peraturan yang diberikan Allah SWT untuk mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Akhlak dalam Islam merupakan manifestasi dari akidah dan syariah yang bersifat sakral, absolut, imperatif, akurat, universal, dan memiliki makna ukhrowi.
Ragam fungsional yaitu: ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
Ragam Kedokteran
Ada empat hal yang membuat seorang dewasa dapat kehilangan daya penglihatannya. Yang pertama kelainan di kornea, lalu kelainan lensa, kelainan di retina, dan terakhir di pusat saraf pengolah data yang datang dari mata. Kelainan kornea dapat diatasi dengan transplatasi kornea yang dilakukan di Indonesia sudah banyak dilakukan. Demikian pula kelainan lensa. Katarak misalnya, sudah bukan hal sulit lagi mengindikasi adanya gangguan fungsi di bagian otak.
Ragam Hukum
Langkah polisi itu dilakukan karena penyidik kesulitan
membuktikan kasus yang menyeret tersangka bekas Kepala Urusan Logistik Beddu Amang itu. Gelar perkara itu untuk mencari kesimpulan menyangkut penyelesaian tersebut. Skandal ini terjadi ketika Beddu Amang menjabat Kepala Bulog pada tahun 1997. Ada kebijakan pemerintah soal pengadaan subsidi pakan ternak bagi peternak dengan mengimpor bungkil kedelai melalui Letter of Credit(L/C) import.
Ragam Niaga
Untuk memproduksi roti dan kue, Sukartiningsih kini memiliki mixer yang berukuran besar dan sepuluh oven. Untuk memenuhi pesanan setiap hari Marina membutuhkan sedikitnya 1 kwintal telur ayam, gula pasir, mentega, moka, dan tepung. Dalam sebulan, omzetnya mencapai lebih dari Rp 100 juta.
Ragam Agama
Dalam Al-Quran dijelaskan pengelompokan ajaran Islam secara garis besar adalah akidah, syariah, dan akhlak. Ajaran Islam merupakan landasan yang mendasari seluruh aktivitas kehidupan Islami. Sistem keyakinan dalam ajaran Islam dibangun dalam enam landasan yang disebut rukun iman. Syariah adalah peraturan yang diberikan Allah SWT untuk mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Akhlak dalam Islam merupakan manifestasi dari akidah dan syariah yang bersifat sakral, absolut, imperatif, akurat, universal, dan memiliki makna ukhrowi.
ragam dan fungsi bahasa indonesia
KEDUDUKAN dan FUNGSI BAHASA INDONESIA
Sejak diikrarkan Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah dipakai sebagai bahasa lingua franca.
Selain itu, bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dituangkan dalam Pasal 36 UUD 1945.
FUNGSI BAHASA INDONESIA sebagai BAHASA NASIONAL
1. Lambang kebanggaan nasional
2. Lambang identitas nasional
3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya dan bahasanya
4. Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah
FUNGSI BAHASA INDONESIA segabai BAHASA NEGARA:
1. Bahasa pengantar resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.
3. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan.
4. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Sejak diikrarkan Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah dipakai sebagai bahasa lingua franca.
Selain itu, bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dituangkan dalam Pasal 36 UUD 1945.
FUNGSI BAHASA INDONESIA sebagai BAHASA NASIONAL
1. Lambang kebanggaan nasional
2. Lambang identitas nasional
3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya dan bahasanya
4. Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah
FUNGSI BAHASA INDONESIA segabai BAHASA NEGARA:
1. Bahasa pengantar resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.
3. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan.
4. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
ragam baku
RAGAM BAKU (BAHASA STANDAR)
SIFAT-SIFATNYA:
1. Kemantapan dinamis
2. Sifat kecendekiaan
3. Penyeragaman kaidah
FUNGSI BAHASA BAKU
1. Pemersatu
2. Pemberi kekhasan
3. Pembawa kewibawaan
4. Kerangka acuan
BAHASA yang BAIK bertolak dari:
1. Pilihan kata sesuai dengan topik yang dibicarakan.
2. Penyampaian itu bertujuan atau bersasaran yang jelas.
3. Serasi dengan bahasa orang yang diajak bicara atau orang yang membaca.
4. Berada dalam situasi yang sebenarnya.
5. Dapat berterima secara logis baik dari kebahasaan maupun segi kata nilai masyarakatnya.
BAHASA yang BENAR bertolak dari:
1. Fonologi yaitu lafal bahasa Indonesia.
2. Tata bahasa dalam hal bentukan kata dan kalimat.
3. Kosa kata yang tepat
4. Kaidah ejaan dan pungtuasi yang sudah ditetapkan.
5. Makna leksikal dan gramatikal.
SIFAT-SIFATNYA:
1. Kemantapan dinamis
2. Sifat kecendekiaan
3. Penyeragaman kaidah
FUNGSI BAHASA BAKU
1. Pemersatu
2. Pemberi kekhasan
3. Pembawa kewibawaan
4. Kerangka acuan
BAHASA yang BAIK bertolak dari:
1. Pilihan kata sesuai dengan topik yang dibicarakan.
2. Penyampaian itu bertujuan atau bersasaran yang jelas.
3. Serasi dengan bahasa orang yang diajak bicara atau orang yang membaca.
4. Berada dalam situasi yang sebenarnya.
5. Dapat berterima secara logis baik dari kebahasaan maupun segi kata nilai masyarakatnya.
BAHASA yang BENAR bertolak dari:
1. Fonologi yaitu lafal bahasa Indonesia.
2. Tata bahasa dalam hal bentukan kata dan kalimat.
3. Kosa kata yang tepat
4. Kaidah ejaan dan pungtuasi yang sudah ditetapkan.
5. Makna leksikal dan gramatikal.
Pengembangan paragraf
Pengembangan paragraf
Pengembangan paragraf : rincian gagasan utama paragraf kalimat-kalimat penjelas.
Pengembangan paragraf mencakup dua hal yaitu :
1. perincian utama paragraf secara maksimal ke dalam gagasan bawahan atau kalimat-kalimat penjelas dan,
2. penyusunan gagasan bawahan atau kalimat penjelas tadi ke dalam urutan yang teratur dan logis.
• Pengembangan paragraf itu dapat dilakukan dengan menggunakan :
1. Metode Contoh ;
2. Metode Analogi ;
3. Metode Klimaks Antiklimaks ;
4. Metode Perbandingan Dan Pertentangan ;
5. Metode Klasifikasi ;
6. Metode Kausal ;
7. Metode Proses ;
8. Metode Definisi ;
9. Metode Deduksi ;
10. Metode Induksi.
1). Metode contoh dipergunakan untuk menjelaskan gagasan utama paragraf dengan kalimat-kalimat penjelas.
Kalimat penjelas yang berupa contoh :
a. contoh-contoh spesifik,
b. contoh-contoh seperlunya untuk menunjang suatu kesimpulan,
c. contoh yang ada hubungan langsung dengan gagasan utama paragraf.
Sebelas tahun yang lalu di Indonesia mengimporkan gerbong - gerbong kereta api dari Perancis. Rupanya cukup mentereng, dan sebagian dilengkapi dengan alat-alat Air Conditioning. Manakah sekarang gerbong - gerbong itu ? sudah rusak dalam keadaan tak terpelihara, patut dipakai pada trayek-trayek tingkat 3 saja guna mengangkut anak - anak sekolah dan kaum petani dari pedusunan ke kota.
Sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang, tetapi dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis.
2). Metode Analogi
Pengembangan paragraf model ini diperlukan untuk membandingkan suatu yang sudah dikenal umum dengan gagasan yang belum dikenal umum.
Contoh :
Pengembangan teknologi sungguh menakjubkan. Kehebatannya menandingi kesaktian para satria dan dewa dalam cerita wayang. Kereta-kereta tanpa kuda, tanpa kerbau. Jakarta – Surabaya telah dapat ditempuh dalam satu hari. Deretan kerbau yang panjang penuh barang dan orang hanya ditarik dengan kekuatan air semata. Jaringan kereta api, telah membelah-belah pulauku, asap yang mewarnai tanah airku, dengan garis hitam semakin pudar untuk hilang ke dalam ketiadaan. Dunia rasanya tidak berjarak lagi, telah dihilangkan dengan kawat. Kekuatan bukan lagi monopoli gajah dan badak tetapi telah diganti dengan benda-benda kecil buatan manusia.
3). Metode klimaks - antiklimaks
a. Contoh metode klimaks
Dalam pengembangan komoditas kopi terlihat berbagai instansi yang menangani kegiatan produksi pengolahan, dan pemasaran. Pelbagai kegiatan pembinaan dalam pengembangan komoditi kopi harus didasarkan pada suatu kebijaksanaan komoditas yang konsisten dan terpadu. Kebijaksanaan produksi, pengolahan lahan, dan pemasaran-pemasaran itu harus secara konsisten dan terpadu membina peranan komoditas kopi dalam pembangunan nasional. Demikian pula untuk komoditas pertanian yang lain. Inilah yang disebut kebijaksanaan komoditas terpadu secara vertikal.
b. Contoh Antiklimaks
Studi mengenai pembangunan di pedesaan Indonesia dari dimensi administrasi pembangunan pada hakekatnya memerlukan studi mengenai tiga perspektif. Pertama, kita memusatkan perhatian pada keadaan sumber-sumber yang utama di sekeliling mana penduduk pedesaan harus mengorganisasi eksistensinya, khususnya ciri - ciri yang terkait dengan masalah-masalah yang berskala nasional. Kedua, sebaiknya kita mengenal faktor-faktor sosial dan ekonomi yang menstrukturkan sifat interaksi diantara penduduk pedesaan, baik selaku pribadi maupun selaku anggota dari kesatuan sosial yang berbeda. Ketiga, kita memberi perhatian kepada pemerintah ( birokrasi ) baik sebagai pencerminan dari perspektif yang pertama maupun selaku pelopor perubahan.
4). Metode Perbandingan Pertentangan.
Sesuatu yang akan diperbandingkan perlu diperhatikan untuk melihat segi kesamaan dan segi pertentangan.
Contoh :
Kata keadilan yang dikeluarkan jaksa penuntut umum terhadap seorang terdakwa yang tidak bersalah atau kata keadilan yang dikeluarkan seorang hakim yang menyatakan sesuai dengan kehendak penguasa atau karena telah menerima suap terlebih dahulu tentulah berbeda maknanya dari kata keadilan bagi yang terdakwa yang dijatuhi hukuman, sedangkan dia sama sekali tidak bersalah.
5). Metode Klasifikasi
Menjelaskan bagaimana suatu gagasan ( pokok ) menjadi anggota dari kelas yang lebih besar.
Contoh :
Tiap tahun industri mobil di seluruh dunia menghasilkan suatu peredaran model yang berbeda-beda, direncanakan untuk melihat berbagai umur, selera, dan kantong. Bagi orang-orang yang membutuhkan pengangkutan yang terpercaya dengan biaya pemakaian yang minimum, tersedia pilihan yang luas atas mobil-mobil kecil atau sedang. Yang berjarak tempuh jauh dengan bensin yang irit. Bagi kaum muda yang menginginkan model yang terakhir tersedia pilihan yang luas atas mobil - mobil sport, dan spesial. Bagi orang “bersifat muda”, orang setengah baya, kaum menengah yang menginginkan prestise digabungkan dengan gaya, ukuran, dan keenakan tersedia secara luas mobil - mobil besar lembut, lengkap dengan semua peralatan tambahan.
Akhirnya, bagi orang-orang yang benar - benar hanya tersedia kelas mobil pilihan yang tidak mewah, dibuat menurut selera langganan yang tidak mudah puas. Atas dasar keempat kategori ini saja, dapatlah dikatakan bahwa industri mobil memperagakan slogan para pedagang mobil : “ Bayarlah dan ambilah pilihan anda”.
6) Metode Kausal
Artinya : sebab dapat berfungsi sebagai gagasan paragraf dan akibat sebagai kalimat penjelas. Atau sebaliknya, akibat dapat berfungsi sebagai gagasan paragraf dan akibat sebagai kalimat penjelas.
Metode ini dapat :
1. menentukan dengan jalan hubungan sebab akibat,
2. membedakan sebab sebenarnya dari hal-hal yang sesuai untuk menghasilkan suatu efek.
Contoh :
Jalan Kebun Jati akhir - akhir ini kembali macet dan semrawut, lebih dari separoh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan pedagang kaki lima.. Untuk mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagi batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.
7). Metode Proses
Menjelaskan fungsi pokok / gagasan paragraf. Dalam pengembangan paragaraf ini yang perlu diperhatikan :
1. Penentuan tahap dasar suatu rangkaian.
2. Penjelasan sedetail mungkin sesuai dengan keperluan - keperluan setiap tahap dalam kaitan. Pengembangan paragraf ini bersifat deskriptif dan bukan argumentatif.
Contoh :
Pembekalan air yang aman merupakan pembiayaan tenaga manusia dan pendapatan di kota-kota modern. Pemurnian air pada dasarnya merupakan proses dua tahap atau tiga tahap yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat oleh ahli-ahli kesehatan dan insinyur. Sebagai langkah pertama air alamiah dari sumber yang paling sedikit keraknya disimpan dalam suatu waduk ( reservoir ) besar, sehingga kebanyakan lumpur, tanah liat, dan pasir terbuang ini disebut pengendapan ( sendimentasi ). Sering dalam air dengan kadar lumpur yang tinggi kapur dan alumunium hidroksida, yang dengan perlakuan-perlakuan membawa bahan-bahan yang masih tersisa, termasuk bakteri - bakteri ke dalam reservoir.
8). Metode Definisi :
Menjelaskan hakekat gagasan paragraf.
Hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini :
1. Penempatan pokok dalam kelas umum lalu menjelaskan perbedaannya dengan anggota kelas lainnya;
2. penentuan ciri khas konsep tersebut;
3. pemberian definisi terbatas tentang istilah atau konsep itu sesuai dengan keperluan.
Pada dasarnya, paragraf dengan metode ini terdapat pada awal karangan, atau awal bab yang lebih panjang guna menjelaskan konsep umum paragraf.
Contoh :
Yang dimaksud dengan bahasa pengantar dalam karangan ini adalah bahasa yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru dan murid di sekolah. Sesuai dengan tujuan mengajar di sekolah dasar ( SD ), bahasa pengantar dipergunakan untuk menerangkan dan mengekspresikan serta memahami dan menghayati bahasa pelajaran, agar murid dapat mencapai tujuan pendidikan, yang memilki pengetahuan, terampil, dan memiliki nilai dan sikap yang ditentukan dalam kurikulum. Dalam kegiatan - kegiatan itu bahasa pengantar digunakan baik lisan maupun tulisan.
9). Metode Deduksi
Menyajikan pernyataan umum sebagai gagasan dan pernyataan khusus atau kalimat penjelas terlebih dahulu kemudian diakhiri dengan kenyataan umum adalah induksi. Cara deduksi ini menempatkan gagasan utama pada awal paragraf, kemudian diikuti dengan rincian - rincian yang berupa kalimat - kalimat penjelas.
Contoh :
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad - abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang oleh faktor tidak terjadinya “persaingan bahasa”, maksudnya persaingan bahasa daerah dengan bahasa lainnya untuk mencapai kedudukan sebagai bahasa nasional ( Akhadiah, 1984 : 21 ).
Pengembangan paragraf : rincian gagasan utama paragraf kalimat-kalimat penjelas.
Pengembangan paragraf mencakup dua hal yaitu :
1. perincian utama paragraf secara maksimal ke dalam gagasan bawahan atau kalimat-kalimat penjelas dan,
2. penyusunan gagasan bawahan atau kalimat penjelas tadi ke dalam urutan yang teratur dan logis.
• Pengembangan paragraf itu dapat dilakukan dengan menggunakan :
1. Metode Contoh ;
2. Metode Analogi ;
3. Metode Klimaks Antiklimaks ;
4. Metode Perbandingan Dan Pertentangan ;
5. Metode Klasifikasi ;
6. Metode Kausal ;
7. Metode Proses ;
8. Metode Definisi ;
9. Metode Deduksi ;
10. Metode Induksi.
1). Metode contoh dipergunakan untuk menjelaskan gagasan utama paragraf dengan kalimat-kalimat penjelas.
Kalimat penjelas yang berupa contoh :
a. contoh-contoh spesifik,
b. contoh-contoh seperlunya untuk menunjang suatu kesimpulan,
c. contoh yang ada hubungan langsung dengan gagasan utama paragraf.
Sebelas tahun yang lalu di Indonesia mengimporkan gerbong - gerbong kereta api dari Perancis. Rupanya cukup mentereng, dan sebagian dilengkapi dengan alat-alat Air Conditioning. Manakah sekarang gerbong - gerbong itu ? sudah rusak dalam keadaan tak terpelihara, patut dipakai pada trayek-trayek tingkat 3 saja guna mengangkut anak - anak sekolah dan kaum petani dari pedusunan ke kota.
Sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang, tetapi dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis.
2). Metode Analogi
Pengembangan paragraf model ini diperlukan untuk membandingkan suatu yang sudah dikenal umum dengan gagasan yang belum dikenal umum.
Contoh :
Pengembangan teknologi sungguh menakjubkan. Kehebatannya menandingi kesaktian para satria dan dewa dalam cerita wayang. Kereta-kereta tanpa kuda, tanpa kerbau. Jakarta – Surabaya telah dapat ditempuh dalam satu hari. Deretan kerbau yang panjang penuh barang dan orang hanya ditarik dengan kekuatan air semata. Jaringan kereta api, telah membelah-belah pulauku, asap yang mewarnai tanah airku, dengan garis hitam semakin pudar untuk hilang ke dalam ketiadaan. Dunia rasanya tidak berjarak lagi, telah dihilangkan dengan kawat. Kekuatan bukan lagi monopoli gajah dan badak tetapi telah diganti dengan benda-benda kecil buatan manusia.
3). Metode klimaks - antiklimaks
a. Contoh metode klimaks
Dalam pengembangan komoditas kopi terlihat berbagai instansi yang menangani kegiatan produksi pengolahan, dan pemasaran. Pelbagai kegiatan pembinaan dalam pengembangan komoditi kopi harus didasarkan pada suatu kebijaksanaan komoditas yang konsisten dan terpadu. Kebijaksanaan produksi, pengolahan lahan, dan pemasaran-pemasaran itu harus secara konsisten dan terpadu membina peranan komoditas kopi dalam pembangunan nasional. Demikian pula untuk komoditas pertanian yang lain. Inilah yang disebut kebijaksanaan komoditas terpadu secara vertikal.
b. Contoh Antiklimaks
Studi mengenai pembangunan di pedesaan Indonesia dari dimensi administrasi pembangunan pada hakekatnya memerlukan studi mengenai tiga perspektif. Pertama, kita memusatkan perhatian pada keadaan sumber-sumber yang utama di sekeliling mana penduduk pedesaan harus mengorganisasi eksistensinya, khususnya ciri - ciri yang terkait dengan masalah-masalah yang berskala nasional. Kedua, sebaiknya kita mengenal faktor-faktor sosial dan ekonomi yang menstrukturkan sifat interaksi diantara penduduk pedesaan, baik selaku pribadi maupun selaku anggota dari kesatuan sosial yang berbeda. Ketiga, kita memberi perhatian kepada pemerintah ( birokrasi ) baik sebagai pencerminan dari perspektif yang pertama maupun selaku pelopor perubahan.
4). Metode Perbandingan Pertentangan.
Sesuatu yang akan diperbandingkan perlu diperhatikan untuk melihat segi kesamaan dan segi pertentangan.
Contoh :
Kata keadilan yang dikeluarkan jaksa penuntut umum terhadap seorang terdakwa yang tidak bersalah atau kata keadilan yang dikeluarkan seorang hakim yang menyatakan sesuai dengan kehendak penguasa atau karena telah menerima suap terlebih dahulu tentulah berbeda maknanya dari kata keadilan bagi yang terdakwa yang dijatuhi hukuman, sedangkan dia sama sekali tidak bersalah.
5). Metode Klasifikasi
Menjelaskan bagaimana suatu gagasan ( pokok ) menjadi anggota dari kelas yang lebih besar.
Contoh :
Tiap tahun industri mobil di seluruh dunia menghasilkan suatu peredaran model yang berbeda-beda, direncanakan untuk melihat berbagai umur, selera, dan kantong. Bagi orang-orang yang membutuhkan pengangkutan yang terpercaya dengan biaya pemakaian yang minimum, tersedia pilihan yang luas atas mobil-mobil kecil atau sedang. Yang berjarak tempuh jauh dengan bensin yang irit. Bagi kaum muda yang menginginkan model yang terakhir tersedia pilihan yang luas atas mobil - mobil sport, dan spesial. Bagi orang “bersifat muda”, orang setengah baya, kaum menengah yang menginginkan prestise digabungkan dengan gaya, ukuran, dan keenakan tersedia secara luas mobil - mobil besar lembut, lengkap dengan semua peralatan tambahan.
Akhirnya, bagi orang-orang yang benar - benar hanya tersedia kelas mobil pilihan yang tidak mewah, dibuat menurut selera langganan yang tidak mudah puas. Atas dasar keempat kategori ini saja, dapatlah dikatakan bahwa industri mobil memperagakan slogan para pedagang mobil : “ Bayarlah dan ambilah pilihan anda”.
6) Metode Kausal
Artinya : sebab dapat berfungsi sebagai gagasan paragraf dan akibat sebagai kalimat penjelas. Atau sebaliknya, akibat dapat berfungsi sebagai gagasan paragraf dan akibat sebagai kalimat penjelas.
Metode ini dapat :
1. menentukan dengan jalan hubungan sebab akibat,
2. membedakan sebab sebenarnya dari hal-hal yang sesuai untuk menghasilkan suatu efek.
Contoh :
Jalan Kebun Jati akhir - akhir ini kembali macet dan semrawut, lebih dari separoh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan pedagang kaki lima.. Untuk mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagi batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.
7). Metode Proses
Menjelaskan fungsi pokok / gagasan paragraf. Dalam pengembangan paragaraf ini yang perlu diperhatikan :
1. Penentuan tahap dasar suatu rangkaian.
2. Penjelasan sedetail mungkin sesuai dengan keperluan - keperluan setiap tahap dalam kaitan. Pengembangan paragraf ini bersifat deskriptif dan bukan argumentatif.
Contoh :
Pembekalan air yang aman merupakan pembiayaan tenaga manusia dan pendapatan di kota-kota modern. Pemurnian air pada dasarnya merupakan proses dua tahap atau tiga tahap yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat oleh ahli-ahli kesehatan dan insinyur. Sebagai langkah pertama air alamiah dari sumber yang paling sedikit keraknya disimpan dalam suatu waduk ( reservoir ) besar, sehingga kebanyakan lumpur, tanah liat, dan pasir terbuang ini disebut pengendapan ( sendimentasi ). Sering dalam air dengan kadar lumpur yang tinggi kapur dan alumunium hidroksida, yang dengan perlakuan-perlakuan membawa bahan-bahan yang masih tersisa, termasuk bakteri - bakteri ke dalam reservoir.
8). Metode Definisi :
Menjelaskan hakekat gagasan paragraf.
Hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini :
1. Penempatan pokok dalam kelas umum lalu menjelaskan perbedaannya dengan anggota kelas lainnya;
2. penentuan ciri khas konsep tersebut;
3. pemberian definisi terbatas tentang istilah atau konsep itu sesuai dengan keperluan.
Pada dasarnya, paragraf dengan metode ini terdapat pada awal karangan, atau awal bab yang lebih panjang guna menjelaskan konsep umum paragraf.
Contoh :
Yang dimaksud dengan bahasa pengantar dalam karangan ini adalah bahasa yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru dan murid di sekolah. Sesuai dengan tujuan mengajar di sekolah dasar ( SD ), bahasa pengantar dipergunakan untuk menerangkan dan mengekspresikan serta memahami dan menghayati bahasa pelajaran, agar murid dapat mencapai tujuan pendidikan, yang memilki pengetahuan, terampil, dan memiliki nilai dan sikap yang ditentukan dalam kurikulum. Dalam kegiatan - kegiatan itu bahasa pengantar digunakan baik lisan maupun tulisan.
9). Metode Deduksi
Menyajikan pernyataan umum sebagai gagasan dan pernyataan khusus atau kalimat penjelas terlebih dahulu kemudian diakhiri dengan kenyataan umum adalah induksi. Cara deduksi ini menempatkan gagasan utama pada awal paragraf, kemudian diikuti dengan rincian - rincian yang berupa kalimat - kalimat penjelas.
Contoh :
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad - abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang oleh faktor tidak terjadinya “persaingan bahasa”, maksudnya persaingan bahasa daerah dengan bahasa lainnya untuk mencapai kedudukan sebagai bahasa nasional ( Akhadiah, 1984 : 21 ).
Paragraf
PARAGRAF
Paragraf adalah : satuan bahasa yang mengungkapkan sebuah gagasan
utama atau sebuah pokok pikiran.
Paragraf tersebut disebut juga alinea, perenggan, atau baris baru.
Contoh : Guru adalah orang yang terpelajar. Ia harus tahu lebih banyak daripada murid-muridnya. Namun, ia juga sadar bahwa ia tidak mengetahui semua perkara. Ia juga perlu sadar bahwa dirinya sebenarnya adalah pelajar. Guru merupakan teladan bagi murid-muridnya, tetapi ia juga melakukan kesalahan. Ia manusia biasa. Seharusnya objektif, tetapi hubungan hubungan guru dengan murid begitu dekat acapkali sukar untuk bersikap objektif.
Contoh paragraf di atas terdiri atas tujuh kalimat. Semua kalimat benar-benar berkaitan sehinga tidak satu pun kalimat terlepas dari pokok paragraf itu. Jadi, pokok paragraf itu adalah guru atau guru yang terpelajar.
II. Penempatan gagasan / pokok dalam paragraf
Penempatan gagasan utama berdasarkan letaknya : deduksi, induksi, deduksi-induksi, dan di seluruh paragraf.
A.Gagasan utama pada awal paragraf
Gagasan pada awal Paragraf ditempatkan pada kalimat pertama atau kalimat kedua dari sejumlah kalimat dalam paragraf.
Contoh : (1) Pembiayaan investasi khusus untuk sektor manufaktur nonmigas sebenarnya telah disediakan sejak tahun 1986, yaitu dalam bentuk program EDP ( Export Development Project). (2) Program EDP ini merupakan hasil kerja sama antarpemerintah Indonesia dan Bank Dunia. (3) Sesuai dengan Loan and Project Agreement yang telah ditandatangani program EDP hanya menyediakan dana berupa kredit investasi.(4) Adapun proyek yang dibiayai oleh EDP adalah proyek-proyek yang memproses bahan baku menjadi bahan setengah jadi, atau barang jadi untuk tujuan ekspor. (5) Produk yang dihasilkan minimal 65% untuk ekspor.
Contoh paragraf tersebut dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok pada kalimat utama. Susunan semacam itu bersifat deduktif, yaitu dari yang umum (permasalahan) kepada yang khusus (penjelasan-penjelasan).
B. Gagasan utama pada akhir paragraf
Artinya : gagasan terdapat pada kalimat terakhir (kalimat penutup) paragraf. Penanda kalimat penutup yang berisi gagasan utama itu biasanya dimulai dengan ungkapan penghubung oleh karena itu, jadi, dengan demikian, pendeknya dan sebagainya baru diikuti oleh pokok kalimat. Dengan demikian, paragraf seperti itu lebih
argumentatif karena lebih dahulu mengungkapkan data, fakta, kasus, dan menyusul suatu kesimpulan.
Contoh :
(1) Penelitian Tambo Minangkabau dari sudut sejarah, sebagaimana telah dikemukakan oleh ahli-ahli sejarah tersebut di atas, ternyata tidak cocok karena banyak roman-roman yang tidak terdapat dalam Tambo Minangkabau. (2) Hal ini lebih memungkinkan kita bahwa Tambo Minangkabau memang bukan karya sejarah. (3) Itulah sebabnya tidak tepat ukuran dalam sejarah diterapkan dalam Tambo Minangkabau atau karya lain yang sejenis dengan itu.
Gagasan utama paragraf di atas, terdapat pada kalimat ketiga (terakhir). Salah satu penanda yang dapat dilihat adalah Itulah sebabnya….. Jadi, paragraf ini bersifat induktif, dari yang khusus kepada yang umum.
C.gagasan utama pada awal dan akhir paragraf
Dalam paragraf ini gagasan dikemukakan pada awal paragraf lalu diuraikan atau dijelaskan oleh kalimat berikutnya dan kalimat penutup paragraf merupakan penegasan/pengulangan gagasan. Pengulangan gagasan dalam paragraf di bawah ini menunjukkan bahwa gagasan itu sangat penting sehingga perlu pengulangan.
Contoh :
Pemerintah tahu bahwa rakyat Indonesia sangat memerlukan rumah yang sehat dan kuat. (2) Departemen PUTL telah lama meyelidiki hal ini. (3) Dicarinya bahan rumah yang murah. (4) Agaknya, bahan perlit yang diperoleh batu-batuan gunung berapi sungguh menarik perhatian. (5) Bahan ini tahan api, tahan air, dan tahan suara. (6) Lagipula dapat dicetak menurut kehendak kita. (7) Inilah sebabnya pemerintah berusaha membangun ratusan murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
D. Gagasan utama pada semua kalimat
Kalimat-kalimat dalam paragraf ini sama-sama penting atau sulit menentukan kalimat yang menunjukkan gagasan secara tersirat. Paragraf ini bersifat deskriptif atau naratif.
Contoh paragraf bersifat deskriptif:
Rata-rata potongan orang Gorka tidak tinggi tubuhnya gumpal dan batok kepalanya bundar. Matanya sekilas dengan tampang
Mongoloid yang tidak berbulu. Mereka suka tersenyum ramah dan malas-malasan membuka mulut disaat bicara, kalaupun berkata-kata suaranya lunak dan mirip orang membaca mantra. Mereka lebih suka memainkan kernyit dahi daripada menunjuk. Namun, dia akan menatap mata lawan bicaranya dengan tajam dan penuh curiga apabila ragu-ragu dan belum kenal betul.
Contoh Paragraf bersifat Naratif:
Pagi itu aku duduk di bangku yang panjang di dalam taman di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badanku. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Angin pegunungan membelai wajahku, membawa harum bunga.
Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku. Nyaman rasa badanku dan hilanglah lelah berjalan sahari suntuk kemarin.
Pada paragraf deskriptif di atas, gagasan yang dapat ditentukan berada di balik kalimat itu, yaitu gambaran fisik orang Gurka.
Paragraf adalah : satuan bahasa yang mengungkapkan sebuah gagasan
utama atau sebuah pokok pikiran.
Paragraf tersebut disebut juga alinea, perenggan, atau baris baru.
Contoh : Guru adalah orang yang terpelajar. Ia harus tahu lebih banyak daripada murid-muridnya. Namun, ia juga sadar bahwa ia tidak mengetahui semua perkara. Ia juga perlu sadar bahwa dirinya sebenarnya adalah pelajar. Guru merupakan teladan bagi murid-muridnya, tetapi ia juga melakukan kesalahan. Ia manusia biasa. Seharusnya objektif, tetapi hubungan hubungan guru dengan murid begitu dekat acapkali sukar untuk bersikap objektif.
Contoh paragraf di atas terdiri atas tujuh kalimat. Semua kalimat benar-benar berkaitan sehinga tidak satu pun kalimat terlepas dari pokok paragraf itu. Jadi, pokok paragraf itu adalah guru atau guru yang terpelajar.
II. Penempatan gagasan / pokok dalam paragraf
Penempatan gagasan utama berdasarkan letaknya : deduksi, induksi, deduksi-induksi, dan di seluruh paragraf.
A.Gagasan utama pada awal paragraf
Gagasan pada awal Paragraf ditempatkan pada kalimat pertama atau kalimat kedua dari sejumlah kalimat dalam paragraf.
Contoh : (1) Pembiayaan investasi khusus untuk sektor manufaktur nonmigas sebenarnya telah disediakan sejak tahun 1986, yaitu dalam bentuk program EDP ( Export Development Project). (2) Program EDP ini merupakan hasil kerja sama antarpemerintah Indonesia dan Bank Dunia. (3) Sesuai dengan Loan and Project Agreement yang telah ditandatangani program EDP hanya menyediakan dana berupa kredit investasi.(4) Adapun proyek yang dibiayai oleh EDP adalah proyek-proyek yang memproses bahan baku menjadi bahan setengah jadi, atau barang jadi untuk tujuan ekspor. (5) Produk yang dihasilkan minimal 65% untuk ekspor.
Contoh paragraf tersebut dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok pada kalimat utama. Susunan semacam itu bersifat deduktif, yaitu dari yang umum (permasalahan) kepada yang khusus (penjelasan-penjelasan).
B. Gagasan utama pada akhir paragraf
Artinya : gagasan terdapat pada kalimat terakhir (kalimat penutup) paragraf. Penanda kalimat penutup yang berisi gagasan utama itu biasanya dimulai dengan ungkapan penghubung oleh karena itu, jadi, dengan demikian, pendeknya dan sebagainya baru diikuti oleh pokok kalimat. Dengan demikian, paragraf seperti itu lebih
argumentatif karena lebih dahulu mengungkapkan data, fakta, kasus, dan menyusul suatu kesimpulan.
Contoh :
(1) Penelitian Tambo Minangkabau dari sudut sejarah, sebagaimana telah dikemukakan oleh ahli-ahli sejarah tersebut di atas, ternyata tidak cocok karena banyak roman-roman yang tidak terdapat dalam Tambo Minangkabau. (2) Hal ini lebih memungkinkan kita bahwa Tambo Minangkabau memang bukan karya sejarah. (3) Itulah sebabnya tidak tepat ukuran dalam sejarah diterapkan dalam Tambo Minangkabau atau karya lain yang sejenis dengan itu.
Gagasan utama paragraf di atas, terdapat pada kalimat ketiga (terakhir). Salah satu penanda yang dapat dilihat adalah Itulah sebabnya….. Jadi, paragraf ini bersifat induktif, dari yang khusus kepada yang umum.
C.gagasan utama pada awal dan akhir paragraf
Dalam paragraf ini gagasan dikemukakan pada awal paragraf lalu diuraikan atau dijelaskan oleh kalimat berikutnya dan kalimat penutup paragraf merupakan penegasan/pengulangan gagasan. Pengulangan gagasan dalam paragraf di bawah ini menunjukkan bahwa gagasan itu sangat penting sehingga perlu pengulangan.
Contoh :
Pemerintah tahu bahwa rakyat Indonesia sangat memerlukan rumah yang sehat dan kuat. (2) Departemen PUTL telah lama meyelidiki hal ini. (3) Dicarinya bahan rumah yang murah. (4) Agaknya, bahan perlit yang diperoleh batu-batuan gunung berapi sungguh menarik perhatian. (5) Bahan ini tahan api, tahan air, dan tahan suara. (6) Lagipula dapat dicetak menurut kehendak kita. (7) Inilah sebabnya pemerintah berusaha membangun ratusan murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
D. Gagasan utama pada semua kalimat
Kalimat-kalimat dalam paragraf ini sama-sama penting atau sulit menentukan kalimat yang menunjukkan gagasan secara tersirat. Paragraf ini bersifat deskriptif atau naratif.
Contoh paragraf bersifat deskriptif:
Rata-rata potongan orang Gorka tidak tinggi tubuhnya gumpal dan batok kepalanya bundar. Matanya sekilas dengan tampang
Mongoloid yang tidak berbulu. Mereka suka tersenyum ramah dan malas-malasan membuka mulut disaat bicara, kalaupun berkata-kata suaranya lunak dan mirip orang membaca mantra. Mereka lebih suka memainkan kernyit dahi daripada menunjuk. Namun, dia akan menatap mata lawan bicaranya dengan tajam dan penuh curiga apabila ragu-ragu dan belum kenal betul.
Contoh Paragraf bersifat Naratif:
Pagi itu aku duduk di bangku yang panjang di dalam taman di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badanku. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Angin pegunungan membelai wajahku, membawa harum bunga.
Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku. Nyaman rasa badanku dan hilanglah lelah berjalan sahari suntuk kemarin.
Pada paragraf deskriptif di atas, gagasan yang dapat ditentukan berada di balik kalimat itu, yaitu gambaran fisik orang Gurka.
karangan
TEMA KARANGAN
Mencakup : 1. Topik yang baik
2. Judul
3. Tujuan
4. Tesis
5. Pernyataan maksud
Menurut arti kata tema berarti “ sesuatu yang telah diuraikan “, atau “ sesuatu yang telah ditempatkan “.
Kata ini berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti ‘menempatkan‘ atau ‘meletakkan ‘.
Sedangkan kata topik juga berasal dari Yunani topik yang berarti tempat
Pengertian tema secara khusus dalam karang-mengarang dapat dilihat dari dua sudut :
a. Karangan yang sudah selesai;
b. Proses penyusunan sebuah karangan.
Dilihat dari sebuah karangan yang telah selesai.
Tema : Suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya.
Pada waktu menyusun tema sebuah karangan ada dua unsur yang paling mendasar : topik dan tujuan.
Berdasarkan kenyataan ini, pengertian tema :
suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
Mencakup : 1. Topik yang baik
2. Judul
3. Tujuan
4. Tesis
5. Pernyataan maksud
Menurut arti kata tema berarti “ sesuatu yang telah diuraikan “, atau “ sesuatu yang telah ditempatkan “.
Kata ini berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti ‘menempatkan‘ atau ‘meletakkan ‘.
Sedangkan kata topik juga berasal dari Yunani topik yang berarti tempat
Pengertian tema secara khusus dalam karang-mengarang dapat dilihat dari dua sudut :
a. Karangan yang sudah selesai;
b. Proses penyusunan sebuah karangan.
Dilihat dari sebuah karangan yang telah selesai.
Tema : Suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya.
Pada waktu menyusun tema sebuah karangan ada dua unsur yang paling mendasar : topik dan tujuan.
Berdasarkan kenyataan ini, pengertian tema :
suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
kalimat efektif
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat Efektif adalah : kalimat yang dapat secara tepat mewakili pikiran
atau atau perasaan pihak penulis/pembicara serta
sanggup menimbulkan gambaran yang sama
tepatnya kepada pembaca /pendengar.
Syarat-syarat kalimat efektif :
1. Ketatabahasaan
2. Keterkaitan unsur
3. Penekanan
4. Kevariasian
5. Kesejajaran
6. Kesatuan
7. Kelogisan
1. Ketatabahasaan mencakup :
a) kedudukan subjek dan predikat yang jelas ;
b) ketiadaan subjek ganda;
c) ketiadaan kata sambung antarkalimat ;
d) ketidaksalahan penempatan keterangan aspek ;
e) ketidakrancuan penempatan aktif-pasif ;
f) ketidaktumpangtindihan rangkaian kata ;
g) ketidaksalahan pemakaian kata depan dan kata sambung;
h) ketidakrancuan pemakaian akhiran –kan dan akhiran –i;
i) ketiadaan kata-kata mubazir.
2. Keterpaduan (koherensi)
Maksudnya : keterkaitan antar unsur yang berupa subjek-predikat, objek,
dan keterangan.
Contoh : Bapak Asmawi meninggalkan Jakarta bersama anak istrinya
seharusnya Bapak Asmawi bersama anak istrinya meninggalkan
Jakarta.
3. Penegasan (penekanan)
Maksudnya : penonjolan ide pokok dari salah satu kalimat.
Penonjolan dapat dilakukan secara :
a. Permutasian;
b. Repetisi;
c. Partikel;
d. Pengontrasan
e. Kelogisan urutan;
f. Kevariasian
Keterangan 3a. Permutasian : pemindahan unsur kalimat yang dipentingkan
ke depan.
Contoh : Utusan itu // sudah datang// pagi tadi.
Pagi tadi //utusan itu //sudah datang.
3b. Repetisi : pengulangan kata atau kelompok kata yang
dianggap penting dengan kata atau kelompok kata
yang sama dalam satu kalimat.
Contoh : Demikian harapan kami dan demikian pula hendak-
nya harapan generasi muda.
3c. Partikel : sebagai pementing kata yang mendahuluinya.
Partikel yang demikian adalah pun, kah, lah.
3d. Pengontrasan : pertentangan ide pokok melalui kata atau
kelompok kata.
Contoh : Dia pintar tetapi malas.
3e. Kelogisan urutan : uraian yang berupa rincian hendaknya
diurutkan secara logis. Urutan itu dapat
dilakukan dengan cara menaik (klimaks)
atau dengan cara menurun (antiklimaks).
Contoh : Setiap tanggal 17 Agustus berkibarkanlah bendera
merah putih di istana negara, departemen, badan
usaha, kantor pemerintahan, dan pos keamanan.
3f. Kevariasian
Caranya : melalui kesinoniman atau pilihan kata dan variasi
dengan kalimat.
Contoh : Akhir-akhir ini pemerintah DKI berusaha memper-
tebal disiplin masyarakat, warga kota, kelompok,
dan semua yang memakai jasa dan prasarana ibu
kota.
4. Kehematan
Maksudnya : pemakaian kata, frasa, klausa secara hemat sehingga tidak ada
satu katapun yang sebenarnya tidak diperlukan atau mubazir.
Kehematan dapat melalui :
a. Penghilangan pengulangan subjek, predikat, dan objek.
Contoh : Mereka // siap belajar begitu // mereka // mengetahui ujian
tinggal seminggu lagi.
Mereka siap-siap begitu megetahui ujian tinggal seminggu
lagi.
b. Kehiperminan : penghilangan makna satuan yang sebenarnya tidak
diperlukan karena sudah tercakup dalam makna bagian
yang terdapat pada kata lain.
Contoh : Toko Swalayan Tip Top gemerlapan oleh kemilau lampu
neon.
Toko Swalayan Tip Top gemerlapan oleh kemilau neon.
c. Penghilangan sinonim yang mubazir.
Contoh : Seperti contoh itu pernah dikemukakan.
Contoh itu pernah dikemukakan.
5. Kesatuan : keselarasan hubungan antara penataan unsur kalimat dan
gagasan yang hendak dicapai penulis.
Contoh : Dalam penyusunan laporan yang lengkap itu memerlukan
waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Penyusunan laporan yang lengkap itu memerlukan waktu dan
tenaga yang tidak sedikit.
6. Kesejajaran (paralelisme)
Maksudnya : kesamaan penempatan gagasan atau fungsi melalui konstruksi
kalimat.
Artinya : gagasan atau fungsi yang sama dinyatakan dalam struktur kalimat
yang sama pula.
Contoh : Kalau dia bernyanyi, nada suaranya sering meninggi dan tiba -
tiba bisa turun.
Kalau dia menyanyi, nada suaranya sering meninggi dan tiba–
tiba bisa menurun.
7. Ketepatan ejaan dan pungtuasi
Contoh : Berita itu telah disebar luaskan
Berita itu telah disebarluaskan.
8. Kelogisan
Kelogisan erat kaitannya dengan ketatabahasaan dan kesatuan gagasan yang hendak dicapai penulis. Apabila kesatuan gagasan kalimat terwujud melalui penataan ketatabahasaan, kelogisan kalimat dapat dipahami oleh pembaca.
Contoh : Anda dilarang tidak boleh merokok di ruang ber-AC ini.
Anda dilarang merokok di ruang ber-AC ini.
Kalimat Efektif adalah : kalimat yang dapat secara tepat mewakili pikiran
atau atau perasaan pihak penulis/pembicara serta
sanggup menimbulkan gambaran yang sama
tepatnya kepada pembaca /pendengar.
Syarat-syarat kalimat efektif :
1. Ketatabahasaan
2. Keterkaitan unsur
3. Penekanan
4. Kevariasian
5. Kesejajaran
6. Kesatuan
7. Kelogisan
1. Ketatabahasaan mencakup :
a) kedudukan subjek dan predikat yang jelas ;
b) ketiadaan subjek ganda;
c) ketiadaan kata sambung antarkalimat ;
d) ketidaksalahan penempatan keterangan aspek ;
e) ketidakrancuan penempatan aktif-pasif ;
f) ketidaktumpangtindihan rangkaian kata ;
g) ketidaksalahan pemakaian kata depan dan kata sambung;
h) ketidakrancuan pemakaian akhiran –kan dan akhiran –i;
i) ketiadaan kata-kata mubazir.
2. Keterpaduan (koherensi)
Maksudnya : keterkaitan antar unsur yang berupa subjek-predikat, objek,
dan keterangan.
Contoh : Bapak Asmawi meninggalkan Jakarta bersama anak istrinya
seharusnya Bapak Asmawi bersama anak istrinya meninggalkan
Jakarta.
3. Penegasan (penekanan)
Maksudnya : penonjolan ide pokok dari salah satu kalimat.
Penonjolan dapat dilakukan secara :
a. Permutasian;
b. Repetisi;
c. Partikel;
d. Pengontrasan
e. Kelogisan urutan;
f. Kevariasian
Keterangan 3a. Permutasian : pemindahan unsur kalimat yang dipentingkan
ke depan.
Contoh : Utusan itu // sudah datang// pagi tadi.
Pagi tadi //utusan itu //sudah datang.
3b. Repetisi : pengulangan kata atau kelompok kata yang
dianggap penting dengan kata atau kelompok kata
yang sama dalam satu kalimat.
Contoh : Demikian harapan kami dan demikian pula hendak-
nya harapan generasi muda.
3c. Partikel : sebagai pementing kata yang mendahuluinya.
Partikel yang demikian adalah pun, kah, lah.
3d. Pengontrasan : pertentangan ide pokok melalui kata atau
kelompok kata.
Contoh : Dia pintar tetapi malas.
3e. Kelogisan urutan : uraian yang berupa rincian hendaknya
diurutkan secara logis. Urutan itu dapat
dilakukan dengan cara menaik (klimaks)
atau dengan cara menurun (antiklimaks).
Contoh : Setiap tanggal 17 Agustus berkibarkanlah bendera
merah putih di istana negara, departemen, badan
usaha, kantor pemerintahan, dan pos keamanan.
3f. Kevariasian
Caranya : melalui kesinoniman atau pilihan kata dan variasi
dengan kalimat.
Contoh : Akhir-akhir ini pemerintah DKI berusaha memper-
tebal disiplin masyarakat, warga kota, kelompok,
dan semua yang memakai jasa dan prasarana ibu
kota.
4. Kehematan
Maksudnya : pemakaian kata, frasa, klausa secara hemat sehingga tidak ada
satu katapun yang sebenarnya tidak diperlukan atau mubazir.
Kehematan dapat melalui :
a. Penghilangan pengulangan subjek, predikat, dan objek.
Contoh : Mereka // siap belajar begitu // mereka // mengetahui ujian
tinggal seminggu lagi.
Mereka siap-siap begitu megetahui ujian tinggal seminggu
lagi.
b. Kehiperminan : penghilangan makna satuan yang sebenarnya tidak
diperlukan karena sudah tercakup dalam makna bagian
yang terdapat pada kata lain.
Contoh : Toko Swalayan Tip Top gemerlapan oleh kemilau lampu
neon.
Toko Swalayan Tip Top gemerlapan oleh kemilau neon.
c. Penghilangan sinonim yang mubazir.
Contoh : Seperti contoh itu pernah dikemukakan.
Contoh itu pernah dikemukakan.
5. Kesatuan : keselarasan hubungan antara penataan unsur kalimat dan
gagasan yang hendak dicapai penulis.
Contoh : Dalam penyusunan laporan yang lengkap itu memerlukan
waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Penyusunan laporan yang lengkap itu memerlukan waktu dan
tenaga yang tidak sedikit.
6. Kesejajaran (paralelisme)
Maksudnya : kesamaan penempatan gagasan atau fungsi melalui konstruksi
kalimat.
Artinya : gagasan atau fungsi yang sama dinyatakan dalam struktur kalimat
yang sama pula.
Contoh : Kalau dia bernyanyi, nada suaranya sering meninggi dan tiba -
tiba bisa turun.
Kalau dia menyanyi, nada suaranya sering meninggi dan tiba–
tiba bisa menurun.
7. Ketepatan ejaan dan pungtuasi
Contoh : Berita itu telah disebar luaskan
Berita itu telah disebarluaskan.
8. Kelogisan
Kelogisan erat kaitannya dengan ketatabahasaan dan kesatuan gagasan yang hendak dicapai penulis. Apabila kesatuan gagasan kalimat terwujud melalui penataan ketatabahasaan, kelogisan kalimat dapat dipahami oleh pembaca.
Contoh : Anda dilarang tidak boleh merokok di ruang ber-AC ini.
Anda dilarang merokok di ruang ber-AC ini.
kalimat
KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan terdiri atas S dan P.
I.1 Persyaratan Kalimat :
(a) Kelengkapan struktur subjek dan predikat
(b) Permutasian subjek dan predikat
(c) Perwujudan makna gramatikal
I.2 Unsur-unsur sebuah kalimat:
Contoh penjelasan (a) :
Anak itu sedang menangis
S – P + O
Catatan : unsur keterangan dalam kalimat tidak mutlak. Oleh karena itu,
penempatan keterangan dapat dilakukan secara bebas.
Contoh penjelasan (b) : Permutasian hanya antara S – P P - S
- Mereka belum kuliah Belum kuliah mereka
S P P S
Permutasian tidak dapat dilakukan dengan pola O–S–P dan pola S–O–P
Mereka mendiskusikan P4 bisa menjadi : mendiskusikan P4 mereka.
S P O P O S
Permutasian kalimat dilakukan antara S dan P dan tidak antara predikat dengan objek.
Contoh (c) : Kesatuan makna gramatikal
Maksudnya : didasarkan atas makna leksikal makna leksikal masing-masing kata dalam kalimat mewujudkan kesatuan makna yang logis sekaligus menggambarkan perwujudan dan pikiran penulis atau pembicara.
Contoh : Kalimat yang tidak memenuhi makna gramatikal.
- Pisang ambon itu makan anak kecil.
- Dosen itu mengajar kewiraan di semester III.
- Jalan pikirannya itu kami belum jelas.
I.3 Unsur-Unsur Prinsip Dasar Kalimat
Unsur-unsurnya: subjek, predikat, objek, dan keterangan
a. Subjek kalimat : unsur pokok kalimat yang akan diterangkan oleh
unsur predikat ; Subjek berupa kata benda atau yang
dibendakan.
Ujian ditunda sampai minggu depan.
Kb
Tingginya sama dengan saya.
yang dibendakan
Disertai kata ganti penunjuk itu, ini, dan tersebut yang ditempatkan antara subjek dan predikat.
Meja antik itu sebuah frasa
Jawaban pertanyaan apa yang dan siapa yang menentukan subjek
kalimat
Apa yang saya serahkan ?
Jawabannya : Laporan itu.
Siapa yang menyerahkan ?
Jawabannya : saya.
Subjek tidak boleh didahului kata tugas, yaitu kata depan dan kata penghubung kecuali kata bahwa.
Kepada mahasiswa harap tenang bukan kalimat efektif
Mahawsiswa harap tenang kalimat efektif, karena subjeknya jelas.
Subjek yang boleh didahului kata bahwa
Sudah kami ketahui bahwa dia tidak datang hari ini.
Subjek dapat diberikan keterangan pewatas yang.
Icuk Sugiarto yang juara dunia bulutangkis tahun 1983 kalah lagi bertanding dengan Yang Yang.
Subjek kalimat dapat dihilangkan dalam kalimat majemuk bila subjek kedua kalimat sama.
Mereka ingin pulang karena sudah terlalu letih.
Namun, apabila subjek kalimat pertama tidak sama dengan subjek kalimat kedua, subjek kalimat kedua harus disertakan.
Kampus Universitas Indonesia terletak di Depok sedangkan kampus IKIP masih berada di Rawamangun.
b. Predikat atau sebutan kalimat
Predikat adalah : unsur yang menjelaskan sebjek kalimat.
Penanda predikat :
• Dapat berupa kata (kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata depan).
Predikat ditempati oleh lima kelas kata/kelompok kata :
Predikat berupa kata benda atau frasa nomina.
Contoh : Mereka itu mahasiswa.
Predikat berupa kata kerja atau frasa verba.
Contoh : Mereka belajar di teras rumah.
Predikat berupa kata sifat atau frasa adjektiva.
Contoh : Mereka malas ke sekolah hari ini.
Predikat kata bilangan atau frasa numeralia.
Contoh : Kenaikan rata-rata 5%.
Predikat kata depan atau preposisi
Contoh : Utusan itu dari Jepang.
Jawaban pertanyaan mengapa dan bagaimana
Contoh : Mereka // sedang berdiskusi. Pertanyaan yang tepat
mengapa mereka ?
Pertemuan itu // kurang menarik. Pertanyaan yang tepat
bagaimana pertemu-
an itu.
Pertemuan dengan subjek : pertukaran tempat antara subjek dan
predikat dan bukan predikat dengan objek.
Contoh : Dosen itu / datang terlambat Datang terlambat dosen itu.
Dapat didahului kata keterangan aspek atau modalitas.
Contoh : Sedang berlangsung (duratif) seperti kata sedang, lagi
Sudah selesai berlangsung (perfektif) seperti kata pernah,
telah, sudah
Belum selesai (imperfak) : masih
Mulai berlangsung : mulai.
Peran dalam predikat : mengungkapkan tiga informasi pernyataan, perintah, pertanyaan.
Peran pernyataan, dapat berupa : Frasa nomina, frasa adjektifa, numeralia, frasa preposisi.
• Peran perintah
• Peran pertanyaan
c. Objek kalimat : melengkapi kesempurnaan kalimt aktif transitif
d. Keterangan kalimat : keterangan tidak harus mutlak ada dalam kalimat.
Keterangan dapat berupa kata, frasa, dan klausa.
Contoh : Sekarang Indonesia telah dapat berswasembada pangan.
(keterangan berupa kata)
Ujian tulis telah dapat dilaksanakan nanti sore pukul 16.00
(keterangan waktu berupa frasa)
Setelah mendengar berita dari kami, kecewalah dia.
(keterangan waktu berupa klausa).
Keterangan yang berposisi bebas
Contoh : Di Indonesia hanya ada seorang wartawan Australia.
(keterangan di awal kalimat)
Keterangan pengganti (aposisi)
• Penempatan dalam kalimat diapit tanda koma (,), tanda pisah (-), dan tanda kurung biasa ((…)).
• Berpotensi menggantikan unsur-unsur kalimat bila unsur-unsur kalimat itu ditiadakan.
• Bila dihilangkan, tidak mengurangi informasi kalimat.
Contoh : Perdana Menteri Birma, Ne Wien, akan mengundurkan diri
dari jabatannya.
Ne Wien, Perdana Menteri Birma, akan mengundurkan diri
dari jabatannya.
Catatan : kata yang digaris dapat dihilangkan.
Keterangan tambahan
Contoh : Tiazara, mahasiswa semester VI fakultas ekonomi, terpilih
sebagai mahasiswi teladan tahun ini.
Keterangan pewatas
Penanda keterangan ini dalam kalimat ditandai oleh kata yang
Contoh : Anak yang berpakaian seragam itu adalah siswa SMA.
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan terdiri atas S dan P.
I.1 Persyaratan Kalimat :
(a) Kelengkapan struktur subjek dan predikat
(b) Permutasian subjek dan predikat
(c) Perwujudan makna gramatikal
I.2 Unsur-unsur sebuah kalimat:
Contoh penjelasan (a) :
Anak itu sedang menangis
S – P + O
Catatan : unsur keterangan dalam kalimat tidak mutlak. Oleh karena itu,
penempatan keterangan dapat dilakukan secara bebas.
Contoh penjelasan (b) : Permutasian hanya antara S – P P - S
- Mereka belum kuliah Belum kuliah mereka
S P P S
Permutasian tidak dapat dilakukan dengan pola O–S–P dan pola S–O–P
Mereka mendiskusikan P4 bisa menjadi : mendiskusikan P4 mereka.
S P O P O S
Permutasian kalimat dilakukan antara S dan P dan tidak antara predikat dengan objek.
Contoh (c) : Kesatuan makna gramatikal
Maksudnya : didasarkan atas makna leksikal makna leksikal masing-masing kata dalam kalimat mewujudkan kesatuan makna yang logis sekaligus menggambarkan perwujudan dan pikiran penulis atau pembicara.
Contoh : Kalimat yang tidak memenuhi makna gramatikal.
- Pisang ambon itu makan anak kecil.
- Dosen itu mengajar kewiraan di semester III.
- Jalan pikirannya itu kami belum jelas.
I.3 Unsur-Unsur Prinsip Dasar Kalimat
Unsur-unsurnya: subjek, predikat, objek, dan keterangan
a. Subjek kalimat : unsur pokok kalimat yang akan diterangkan oleh
unsur predikat ; Subjek berupa kata benda atau yang
dibendakan.
Ujian ditunda sampai minggu depan.
Kb
Tingginya sama dengan saya.
yang dibendakan
Disertai kata ganti penunjuk itu, ini, dan tersebut yang ditempatkan antara subjek dan predikat.
Meja antik itu sebuah frasa
Jawaban pertanyaan apa yang dan siapa yang menentukan subjek
kalimat
Apa yang saya serahkan ?
Jawabannya : Laporan itu.
Siapa yang menyerahkan ?
Jawabannya : saya.
Subjek tidak boleh didahului kata tugas, yaitu kata depan dan kata penghubung kecuali kata bahwa.
Kepada mahasiswa harap tenang bukan kalimat efektif
Mahawsiswa harap tenang kalimat efektif, karena subjeknya jelas.
Subjek yang boleh didahului kata bahwa
Sudah kami ketahui bahwa dia tidak datang hari ini.
Subjek dapat diberikan keterangan pewatas yang.
Icuk Sugiarto yang juara dunia bulutangkis tahun 1983 kalah lagi bertanding dengan Yang Yang.
Subjek kalimat dapat dihilangkan dalam kalimat majemuk bila subjek kedua kalimat sama.
Mereka ingin pulang karena sudah terlalu letih.
Namun, apabila subjek kalimat pertama tidak sama dengan subjek kalimat kedua, subjek kalimat kedua harus disertakan.
Kampus Universitas Indonesia terletak di Depok sedangkan kampus IKIP masih berada di Rawamangun.
b. Predikat atau sebutan kalimat
Predikat adalah : unsur yang menjelaskan sebjek kalimat.
Penanda predikat :
• Dapat berupa kata (kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata depan).
Predikat ditempati oleh lima kelas kata/kelompok kata :
Predikat berupa kata benda atau frasa nomina.
Contoh : Mereka itu mahasiswa.
Predikat berupa kata kerja atau frasa verba.
Contoh : Mereka belajar di teras rumah.
Predikat berupa kata sifat atau frasa adjektiva.
Contoh : Mereka malas ke sekolah hari ini.
Predikat kata bilangan atau frasa numeralia.
Contoh : Kenaikan rata-rata 5%.
Predikat kata depan atau preposisi
Contoh : Utusan itu dari Jepang.
Jawaban pertanyaan mengapa dan bagaimana
Contoh : Mereka // sedang berdiskusi. Pertanyaan yang tepat
mengapa mereka ?
Pertemuan itu // kurang menarik. Pertanyaan yang tepat
bagaimana pertemu-
an itu.
Pertemuan dengan subjek : pertukaran tempat antara subjek dan
predikat dan bukan predikat dengan objek.
Contoh : Dosen itu / datang terlambat Datang terlambat dosen itu.
Dapat didahului kata keterangan aspek atau modalitas.
Contoh : Sedang berlangsung (duratif) seperti kata sedang, lagi
Sudah selesai berlangsung (perfektif) seperti kata pernah,
telah, sudah
Belum selesai (imperfak) : masih
Mulai berlangsung : mulai.
Peran dalam predikat : mengungkapkan tiga informasi pernyataan, perintah, pertanyaan.
Peran pernyataan, dapat berupa : Frasa nomina, frasa adjektifa, numeralia, frasa preposisi.
• Peran perintah
• Peran pertanyaan
c. Objek kalimat : melengkapi kesempurnaan kalimt aktif transitif
d. Keterangan kalimat : keterangan tidak harus mutlak ada dalam kalimat.
Keterangan dapat berupa kata, frasa, dan klausa.
Contoh : Sekarang Indonesia telah dapat berswasembada pangan.
(keterangan berupa kata)
Ujian tulis telah dapat dilaksanakan nanti sore pukul 16.00
(keterangan waktu berupa frasa)
Setelah mendengar berita dari kami, kecewalah dia.
(keterangan waktu berupa klausa).
Keterangan yang berposisi bebas
Contoh : Di Indonesia hanya ada seorang wartawan Australia.
(keterangan di awal kalimat)
Keterangan pengganti (aposisi)
• Penempatan dalam kalimat diapit tanda koma (,), tanda pisah (-), dan tanda kurung biasa ((…)).
• Berpotensi menggantikan unsur-unsur kalimat bila unsur-unsur kalimat itu ditiadakan.
• Bila dihilangkan, tidak mengurangi informasi kalimat.
Contoh : Perdana Menteri Birma, Ne Wien, akan mengundurkan diri
dari jabatannya.
Ne Wien, Perdana Menteri Birma, akan mengundurkan diri
dari jabatannya.
Catatan : kata yang digaris dapat dihilangkan.
Keterangan tambahan
Contoh : Tiazara, mahasiswa semester VI fakultas ekonomi, terpilih
sebagai mahasiswi teladan tahun ini.
Keterangan pewatas
Penanda keterangan ini dalam kalimat ditandai oleh kata yang
Contoh : Anak yang berpakaian seragam itu adalah siswa SMA.
jenis - jenis kalimat
Jenis-Jenis Kalimat
1. Kalimat Tunggal : kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predi -
kat secara fakultatif ditambahkan objek predikat
transitif yang mengungkapkan satu gagasan utama.
2. Kalimat Majemuk : gabungan kalimat tunggal yang salah satu unsur
kalimatnya diperluas sehingga membentuk pola
kalimat yang baru.
a. Kalimat majemuk setara : mengandung dua gagasan utama.
Kalimat majemuk setara dihubungkan oleh kata sambung : dan, sedangkan, tetapi, melainkan, kemudian, lalu, atau dan tanda baca koma dan tanda titik koma.
Contoh : Kakak belajar (dan, atau, lalu, tetapi, (;) adik mengganggu)
b. Kalimat majemuk bertingkat : mengungkapkan satu gagasan utama yang dijelaskan oleh sebuah keterangan.
Kalimat majemuk bertingkat kata sambungnya : apabila, seandainya,
karena,sebab, untuk, sehingga, walaupun, meskipun, setelah, sebelum
dan sesaat.
Contoh : Harta bendanya disita karena hutangnya banyak di bank.
c.Kalimat majemuk campuran : kalimat majemuk setara ditambahkan
anak kalimat.
Contoh : Karena kemungkinan kredit macet selalu ada, masalahnya tinggal bagaimana menghindarkan kredit macet seminimal mungkin dan yang ternyata macet tetap dapat diatasi oleh bank.
1. Kalimat Tunggal : kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predi -
kat secara fakultatif ditambahkan objek predikat
transitif yang mengungkapkan satu gagasan utama.
2. Kalimat Majemuk : gabungan kalimat tunggal yang salah satu unsur
kalimatnya diperluas sehingga membentuk pola
kalimat yang baru.
a. Kalimat majemuk setara : mengandung dua gagasan utama.
Kalimat majemuk setara dihubungkan oleh kata sambung : dan, sedangkan, tetapi, melainkan, kemudian, lalu, atau dan tanda baca koma dan tanda titik koma.
Contoh : Kakak belajar (dan, atau, lalu, tetapi, (;) adik mengganggu)
b. Kalimat majemuk bertingkat : mengungkapkan satu gagasan utama yang dijelaskan oleh sebuah keterangan.
Kalimat majemuk bertingkat kata sambungnya : apabila, seandainya,
karena,sebab, untuk, sehingga, walaupun, meskipun, setelah, sebelum
dan sesaat.
Contoh : Harta bendanya disita karena hutangnya banyak di bank.
c.Kalimat majemuk campuran : kalimat majemuk setara ditambahkan
anak kalimat.
Contoh : Karena kemungkinan kredit macet selalu ada, masalahnya tinggal bagaimana menghindarkan kredit macet seminimal mungkin dan yang ternyata macet tetap dapat diatasi oleh bank.
fungsi dan syaraf bahasa indonesia
II. FUNGSI PARAGRAF
Fungsinya :
1. Kejelasan gagasan (tema) dalam paragraf.
Maksudnya, penulisan dapat menjelaskan atau menguraikan, penulis dapat menjelaskan atau menguraikan, yaitu suatu gagasan (tema) dimulai dan berakhir dalam paragraf.
2. Pengonsentrasian pikiran pada gagasan melalui perhentian.
Maksudnya, perhentian di akhir paragraf dapat lebih lama dilakukan pembaca agar dapat terkonsentrasi pada gagasan karangan itu.
3. Keindahan karangan itu.
III. Persyaratan Paragraf :
1. Kesatuan paragraf
Contoh yang jelas kesatuannya.
Setiap orang dilahirkan dan dibesarkan di dalam lingkungan keluarga. Tidak seorang pun yang tidak mengalami kehidupan seperti itu dalam keluarga. Pemeliharaan dan pembinaan seorang anak adalah perwujudan cinta kasih orang tua. Secara alamiah, orang tua mempunyai rasa cinta terhadap anak. Bagaimanapun keadaannya, orang tua tetap akan memelihara anaknya dengan penuh kasih sayang.
Yang tidak jelas kesatuannya:
(1) Seminggu yang lalu dipenuhi hari-hari pertarungan tidak hanya di medan pertempuran Iran-Irak tetapi juga di meja perundingan ekonomi internasional. (2) Dollar AS terus menyerang menyudut Yen Jepang dan Mark Jerman Barat. (3 ) AS sudah lama bekerjasama dengan Jerman Barat mengenai penempatan rudal-rudal berjarak sedang itu di beberapa kota di Jerman Barat. (4) Tetapi AS belum tentu akan menang, sementara korban yang menderita diperkirakan tidak hanya ekonomi Jepang dan Jerman Barat.
2. Koherensi
Maksudnya : keserasian hubungan timbal-balik antar kalimat dalam sebuah paragraf. Paragraf di bawah ini paragraf tanpa koherensi.
Besarnya dana untuk membangun AL yang dikeluarkan pemerintah Federal dalam periode tersebut dimaksudkan untuk mendukung politik luar negeri AS dalam periode yang sama, yaitu:
1. untuk menjamin dana memperluas ruang lingkup Doktrin Monroe terutama untuk wilayah Karibia,
2. untuk memperoleh wilayah Terusan Panama,
3. untuk menjamin “Politik Pintu Terbuka” terhadap Cina dan meningkatkan kepentingan AS di Timur Jauh, dan
4. untuk membantu memelihara keseimbangan kekuatan Eropa.
Kesatuan dalam paragraf itu, dibentuk tanpa koherensi tetapi melalui rincian gagasan utama,“dana dimaksudkan sebagai pendukung politik luar negeri AS”.
Kesatuan paragraf yang memerlukan koherensi itu dapat diperhatikan melalui hal-hal berikut:
a. Pengulangan (Repetisi)
Contoh :
Secara kultural kita terlihat dalam suatu situasi transformasi yang besar, pesat, dan menyeluruh. Besar karena ia terjadi secara serentak di hampir segala penjuru dunia, pesat karena ia terjadi dalam tempo yang kadang-kadang tak terkendali, menyeluruh karena ia menyangkut segala bidang kehidupan, pengetahuan, ekonomi, teknologi, politik, bahasa, kesenian, dan religi. Transformasi itu adalah transformasi kultural karena manusia adalah awal dan tujuan serta sebab dan penderita dari situasi itu.
Kata- kata transformasi, besar, pesat, dan menyeluruh disengaja pengulangannya guna penekanan gagasan pada kata-kata yang diulang tersebut.
a. Penggunaan kata ganti
Contoh :
Dengan penuh kepuasan Pak Marto mendatangi hamparan padi yang tumbuh dengan subur. Jerih payahnya tidak sia-sia. Beberapa bulan lagi ia akan memetik hasilnya. Sudah terbayang di matanya orang sibuk memotong, memanggul padi berkarung-karung, dan menimbunnya di dalam rumah. Tentu anaknya, Suni dan calon menantunya, Acep , akan ikut bergembira. Hasil panen yang berlimpah ittentu dapat menghantarkan mereka ke mahligai perkawinan.
c. Penggunaan Kata Penghubung
Penggunaan kata penghubung koherensi paragraf dilakukan penulis apabila :
1. kesulitan dalam menggunakan repetisi dan kata ganti,
2. paragraf itu tidak menekankan gagasan tetapi lebih bersifat memperjelas,
3. menjaga kesatuan paragraf dan juga memperhatikan kesinambungan dengan paragraf selanjutnya, dan
4. upaya penulis mengarahkan gagasan pada keterangan yang menyatakan hubungan tambahan, hubungan pertentangan, hubungan perbandingan, hubungan sebab, hubungan singkatan, hubungan tujuan, hubungan waktu, dan hubungan tempat.
Contoh :
Praktek menyampaikan gugatan jarang terjadi karena akan banyak memerlukan tenaga hakim. Oleh karena itu, rencana pemerintah melipatgandakan hakim baru akan banyak membantu mereka yang tidak mampu secara ekonomis di dalam pengadilan. Dengan demikian, kecenderungan masyarakat untuk berpendapat bahwa hukum hanya untuk orang kaya saja akan berkurang.
Pada contoh paragraf di atas kata penghubung yang digunakan adalah frase penghubung oleh karena itu, dan dengan demikian, sehingga cenderung menunjukkan hubungan sebab ( kausal ).
Beberapa kata penghubung :
1. pernyataan tambahan dengan menggunakan kata penghubung : tambahan, lebih lagi, selanjutnya, lalu, kemudian, disamping itu, lagi pula, juga berikutnya, kedua, ketiga, demikian juga dsb,
2. pernyataan pertentangan dengan kata penghubung : tetapi, melainkan, namun, bagaimana, walaupun, sebaliknya, meskipun, sama sekali, sekalipun dll,
3. pernyataan perbandingan : sebagaimana, sama sebanding, dalam hal yang demikian, dll,
4. pernyataan akibat ( hasil / kausal ) : sebab itu, oleh sebab itu, jadi, maka, akibatnya,
5. pernyataan tujuan : untuk maksud tersebut, supaya, sehingga,
6. pernyataan singkatan : pendeknya, singkatnya, pada umumnya, dengan kata lain, yakni, yaitu, sesunguhnya, misalnya, seperti, sudah dikatakan,
7. pernyataan waktu : sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah itu, kemudian, sesaat,
8. Pernyataan tempat : di sini, di seberang, berdekatan, berdampingan dengan, dekat, dan lain-lain.
Fungsinya :
1. Kejelasan gagasan (tema) dalam paragraf.
Maksudnya, penulisan dapat menjelaskan atau menguraikan, penulis dapat menjelaskan atau menguraikan, yaitu suatu gagasan (tema) dimulai dan berakhir dalam paragraf.
2. Pengonsentrasian pikiran pada gagasan melalui perhentian.
Maksudnya, perhentian di akhir paragraf dapat lebih lama dilakukan pembaca agar dapat terkonsentrasi pada gagasan karangan itu.
3. Keindahan karangan itu.
III. Persyaratan Paragraf :
1. Kesatuan paragraf
Contoh yang jelas kesatuannya.
Setiap orang dilahirkan dan dibesarkan di dalam lingkungan keluarga. Tidak seorang pun yang tidak mengalami kehidupan seperti itu dalam keluarga. Pemeliharaan dan pembinaan seorang anak adalah perwujudan cinta kasih orang tua. Secara alamiah, orang tua mempunyai rasa cinta terhadap anak. Bagaimanapun keadaannya, orang tua tetap akan memelihara anaknya dengan penuh kasih sayang.
Yang tidak jelas kesatuannya:
(1) Seminggu yang lalu dipenuhi hari-hari pertarungan tidak hanya di medan pertempuran Iran-Irak tetapi juga di meja perundingan ekonomi internasional. (2) Dollar AS terus menyerang menyudut Yen Jepang dan Mark Jerman Barat. (3 ) AS sudah lama bekerjasama dengan Jerman Barat mengenai penempatan rudal-rudal berjarak sedang itu di beberapa kota di Jerman Barat. (4) Tetapi AS belum tentu akan menang, sementara korban yang menderita diperkirakan tidak hanya ekonomi Jepang dan Jerman Barat.
2. Koherensi
Maksudnya : keserasian hubungan timbal-balik antar kalimat dalam sebuah paragraf. Paragraf di bawah ini paragraf tanpa koherensi.
Besarnya dana untuk membangun AL yang dikeluarkan pemerintah Federal dalam periode tersebut dimaksudkan untuk mendukung politik luar negeri AS dalam periode yang sama, yaitu:
1. untuk menjamin dana memperluas ruang lingkup Doktrin Monroe terutama untuk wilayah Karibia,
2. untuk memperoleh wilayah Terusan Panama,
3. untuk menjamin “Politik Pintu Terbuka” terhadap Cina dan meningkatkan kepentingan AS di Timur Jauh, dan
4. untuk membantu memelihara keseimbangan kekuatan Eropa.
Kesatuan dalam paragraf itu, dibentuk tanpa koherensi tetapi melalui rincian gagasan utama,“dana dimaksudkan sebagai pendukung politik luar negeri AS”.
Kesatuan paragraf yang memerlukan koherensi itu dapat diperhatikan melalui hal-hal berikut:
a. Pengulangan (Repetisi)
Contoh :
Secara kultural kita terlihat dalam suatu situasi transformasi yang besar, pesat, dan menyeluruh. Besar karena ia terjadi secara serentak di hampir segala penjuru dunia, pesat karena ia terjadi dalam tempo yang kadang-kadang tak terkendali, menyeluruh karena ia menyangkut segala bidang kehidupan, pengetahuan, ekonomi, teknologi, politik, bahasa, kesenian, dan religi. Transformasi itu adalah transformasi kultural karena manusia adalah awal dan tujuan serta sebab dan penderita dari situasi itu.
Kata- kata transformasi, besar, pesat, dan menyeluruh disengaja pengulangannya guna penekanan gagasan pada kata-kata yang diulang tersebut.
a. Penggunaan kata ganti
Contoh :
Dengan penuh kepuasan Pak Marto mendatangi hamparan padi yang tumbuh dengan subur. Jerih payahnya tidak sia-sia. Beberapa bulan lagi ia akan memetik hasilnya. Sudah terbayang di matanya orang sibuk memotong, memanggul padi berkarung-karung, dan menimbunnya di dalam rumah. Tentu anaknya, Suni dan calon menantunya, Acep , akan ikut bergembira. Hasil panen yang berlimpah ittentu dapat menghantarkan mereka ke mahligai perkawinan.
c. Penggunaan Kata Penghubung
Penggunaan kata penghubung koherensi paragraf dilakukan penulis apabila :
1. kesulitan dalam menggunakan repetisi dan kata ganti,
2. paragraf itu tidak menekankan gagasan tetapi lebih bersifat memperjelas,
3. menjaga kesatuan paragraf dan juga memperhatikan kesinambungan dengan paragraf selanjutnya, dan
4. upaya penulis mengarahkan gagasan pada keterangan yang menyatakan hubungan tambahan, hubungan pertentangan, hubungan perbandingan, hubungan sebab, hubungan singkatan, hubungan tujuan, hubungan waktu, dan hubungan tempat.
Contoh :
Praktek menyampaikan gugatan jarang terjadi karena akan banyak memerlukan tenaga hakim. Oleh karena itu, rencana pemerintah melipatgandakan hakim baru akan banyak membantu mereka yang tidak mampu secara ekonomis di dalam pengadilan. Dengan demikian, kecenderungan masyarakat untuk berpendapat bahwa hukum hanya untuk orang kaya saja akan berkurang.
Pada contoh paragraf di atas kata penghubung yang digunakan adalah frase penghubung oleh karena itu, dan dengan demikian, sehingga cenderung menunjukkan hubungan sebab ( kausal ).
Beberapa kata penghubung :
1. pernyataan tambahan dengan menggunakan kata penghubung : tambahan, lebih lagi, selanjutnya, lalu, kemudian, disamping itu, lagi pula, juga berikutnya, kedua, ketiga, demikian juga dsb,
2. pernyataan pertentangan dengan kata penghubung : tetapi, melainkan, namun, bagaimana, walaupun, sebaliknya, meskipun, sama sekali, sekalipun dll,
3. pernyataan perbandingan : sebagaimana, sama sebanding, dalam hal yang demikian, dll,
4. pernyataan akibat ( hasil / kausal ) : sebab itu, oleh sebab itu, jadi, maka, akibatnya,
5. pernyataan tujuan : untuk maksud tersebut, supaya, sehingga,
6. pernyataan singkatan : pendeknya, singkatnya, pada umumnya, dengan kata lain, yakni, yaitu, sesunguhnya, misalnya, seperti, sudah dikatakan,
7. pernyataan waktu : sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah itu, kemudian, sesaat,
8. Pernyataan tempat : di sini, di seberang, berdekatan, berdampingan dengan, dekat, dan lain-lain.
diksi bahasa indonesia
DIKSI BAHASA
Pengertiannya : Pilihan kata atau memilih kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan atau pokok pikiran.
Pilihan kata ini termasuk : pemakaian gaya bahasa, penggunaan idiom, dan
situasi yang dihadapi.
Contoh akan memperjelas pengertian pillihan kata dalam konteks sebuah kalimat :
(1) Kami…. Kebenaran pendapat si A.
(a) menanyakan (b) bertanya (c) menanyai (d) tanyakan
(e) mempertanyakan
Jawaban yang benar benar (e) mempertanyakan karena pendapat itu sudah diketahui oleh si A tetapi masih diragukannya sehingga ingin minta penjelasan.
Ketepan Diksi dalam Bahasa
• Menyangkut banyak aspek: kaidah sintaksis, kaidah makna, kaidah sosial, dan kaidah karang-mengarang.
II. Denotasi dan Konotasi
Denotasi : makna yang sesuai dengan apa adanya yang dikandung sebuah kata secara objektif.
Contoh : Anak itu nyaris tenggelam di sungai.
Anak itu hampir tenggelam di sungai.
Kedua kata yang dicetak miring mempunyai makna yang sama yaitu sesuatu yang hampir terjadi. Tetapi kata nyaris lebih wajar atau eksplisit daripada kata hampir karena berkaitan dengan sesuatu yang akan membahayakan.
Konotasi : makna yang mencakup keseluruhan hubungan (makna) dengan alam di luar bahasa.
Maksudnya : makna tambahan dari makna harfiah sebuah kata.
Contoh : Perempuan itu sedang bunting tiga bulan.
Kata perempuan dan kata bunting dalam kalimat itu terkandung suatu makna (maksud) yang menimbulkan nilai rasa tertentu, yaitu nilai rasa “kurang baik”.
• Bila kata perempuan diganti dengan kata wanita ; dan kata bunting diganti dengan kata hamil, kalimat tersebut menjadi/mengandung makna konotasi, yaitu makna tambahan pada kata perempuan dan bunting.
Contoh lain : Pedagang kaki lima dilarang berjualan di sepanjang jalan A.
Yani.
Kasihan, sekarang dia sebagai sampah masyarakat.
Jadi, makna konotasi adalah makna yang tidak umum atau makna yang tidak eksplisit seperti makna yang tidak umum pada makna denotasi.
III. Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum : kata yang banyak diterapkan dalam banyak hal, seperti pada kumpulan atau pada keseluruhan sifat benda.
Kata khusus : kata yang terbatas penggunaan pada beberapa sifat, beberapa bagian, dan beberapa benda saja.
Perhatikan contoh :
Apakah saudara berasal dari Sumatera? (kata umum)
Mereka bersaudara lima orang (kata khusus)
Kata umum Kata khusus
1. Pekerja
2. Pemantau
3. Teori
4. Perguruan tinggi
5. Kebijaksanaan
1. pegawai, karyawan
2. pemirsa, pemerhati
3. kaidah, dalil
4. universitas, institut, akademi, sekolah tinggi
5. politik, taktik, strategi Beberapa cara penempatan sinonim dalam suatu konteks, misalnya kalimat :
(1) Penggantian (substitusi)
Contoh: Barangkali mereka tidak datang.
Mungkin mereka tidak datang.
Kata barangkali dan mungkin sinonim.
(2) Pertentangan (kontradiksi)
Sebuah kata yang dapat dipertentangkan dengan sejumlah kata akan menghasilkan sinonim.
Kata salah bertentangan dengan kata betul, benar, sesuai, tepat.
(3) Makna tambahan (konotasi)
Apabila sejumlah kata mempunyai makna yang sama, tetapi nilai rasa makna itu berlainan, kata-kata demikian termasuk bersinonim.
Contoh : bodoh, tolol, goblok, pandor, bebal.
• Penempatan sinonim dapat ditempatkan dalam kalimat frasa, kata dapat juga terdapat dalam bentuk morfem.
(1) Sinonim antar kalimat :
Kami diundang oleh si A (pasif)
Si A mengundang kami (aktif)
(2) Sinonim antar frasa :
Mobil baru itu tabrakan.
Mobil yang baru itu tabrakan.
(3) Sinonim antar kata : (4) Sinonim antar morfem :
Ayah cinta kalian. Adik mencoret bukuku.
Ayah sayang pada kalian. Adik mencoret buku saya.
Contoh dalam kalimat :
a. Homonim
Dukun itu bisa menghilangkan bisa ular
a. Homograf
Bapak itu memberi tahu kami bagaimnana cara membuat tahu dan
tempe.
b. Homofon
Mereka masih sangsi atas sanksi yang diterapkan demikian.
V. Ungkapan (Idiom)
Pengertiannya : bentuk bahasa berupa gabungan kata yang makna
katanya tidak dapat diuraikan dari makna unsur gabungan.
Perihal yang menyangkut ungkapan (idiom): idiomatik
Misalnya : kambing hitam yang berarti “ orang yang dipersalahkan ”
tidak ada kaitannya dengan (binatang) kambing yang (berwarna) berbulu hitam.
Pada dasarnya, ungkapan itu berupa gabungan kata yang salah satunya tidak dapat dihilangkan begitu saja.
Contoh: Kami datang bertepatan hari ulang tahunnya. salah.
Kami datang bertepatan dengan hari ulang tahunnya. benar
Pengertiannya : Pilihan kata atau memilih kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan atau pokok pikiran.
Pilihan kata ini termasuk : pemakaian gaya bahasa, penggunaan idiom, dan
situasi yang dihadapi.
Contoh akan memperjelas pengertian pillihan kata dalam konteks sebuah kalimat :
(1) Kami…. Kebenaran pendapat si A.
(a) menanyakan (b) bertanya (c) menanyai (d) tanyakan
(e) mempertanyakan
Jawaban yang benar benar (e) mempertanyakan karena pendapat itu sudah diketahui oleh si A tetapi masih diragukannya sehingga ingin minta penjelasan.
Ketepan Diksi dalam Bahasa
• Menyangkut banyak aspek: kaidah sintaksis, kaidah makna, kaidah sosial, dan kaidah karang-mengarang.
II. Denotasi dan Konotasi
Denotasi : makna yang sesuai dengan apa adanya yang dikandung sebuah kata secara objektif.
Contoh : Anak itu nyaris tenggelam di sungai.
Anak itu hampir tenggelam di sungai.
Kedua kata yang dicetak miring mempunyai makna yang sama yaitu sesuatu yang hampir terjadi. Tetapi kata nyaris lebih wajar atau eksplisit daripada kata hampir karena berkaitan dengan sesuatu yang akan membahayakan.
Konotasi : makna yang mencakup keseluruhan hubungan (makna) dengan alam di luar bahasa.
Maksudnya : makna tambahan dari makna harfiah sebuah kata.
Contoh : Perempuan itu sedang bunting tiga bulan.
Kata perempuan dan kata bunting dalam kalimat itu terkandung suatu makna (maksud) yang menimbulkan nilai rasa tertentu, yaitu nilai rasa “kurang baik”.
• Bila kata perempuan diganti dengan kata wanita ; dan kata bunting diganti dengan kata hamil, kalimat tersebut menjadi/mengandung makna konotasi, yaitu makna tambahan pada kata perempuan dan bunting.
Contoh lain : Pedagang kaki lima dilarang berjualan di sepanjang jalan A.
Yani.
Kasihan, sekarang dia sebagai sampah masyarakat.
Jadi, makna konotasi adalah makna yang tidak umum atau makna yang tidak eksplisit seperti makna yang tidak umum pada makna denotasi.
III. Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum : kata yang banyak diterapkan dalam banyak hal, seperti pada kumpulan atau pada keseluruhan sifat benda.
Kata khusus : kata yang terbatas penggunaan pada beberapa sifat, beberapa bagian, dan beberapa benda saja.
Perhatikan contoh :
Apakah saudara berasal dari Sumatera? (kata umum)
Mereka bersaudara lima orang (kata khusus)
Kata umum Kata khusus
1. Pekerja
2. Pemantau
3. Teori
4. Perguruan tinggi
5. Kebijaksanaan
1. pegawai, karyawan
2. pemirsa, pemerhati
3. kaidah, dalil
4. universitas, institut, akademi, sekolah tinggi
5. politik, taktik, strategi Beberapa cara penempatan sinonim dalam suatu konteks, misalnya kalimat :
(1) Penggantian (substitusi)
Contoh: Barangkali mereka tidak datang.
Mungkin mereka tidak datang.
Kata barangkali dan mungkin sinonim.
(2) Pertentangan (kontradiksi)
Sebuah kata yang dapat dipertentangkan dengan sejumlah kata akan menghasilkan sinonim.
Kata salah bertentangan dengan kata betul, benar, sesuai, tepat.
(3) Makna tambahan (konotasi)
Apabila sejumlah kata mempunyai makna yang sama, tetapi nilai rasa makna itu berlainan, kata-kata demikian termasuk bersinonim.
Contoh : bodoh, tolol, goblok, pandor, bebal.
• Penempatan sinonim dapat ditempatkan dalam kalimat frasa, kata dapat juga terdapat dalam bentuk morfem.
(1) Sinonim antar kalimat :
Kami diundang oleh si A (pasif)
Si A mengundang kami (aktif)
(2) Sinonim antar frasa :
Mobil baru itu tabrakan.
Mobil yang baru itu tabrakan.
(3) Sinonim antar kata : (4) Sinonim antar morfem :
Ayah cinta kalian. Adik mencoret bukuku.
Ayah sayang pada kalian. Adik mencoret buku saya.
Contoh dalam kalimat :
a. Homonim
Dukun itu bisa menghilangkan bisa ular
a. Homograf
Bapak itu memberi tahu kami bagaimnana cara membuat tahu dan
tempe.
b. Homofon
Mereka masih sangsi atas sanksi yang diterapkan demikian.
V. Ungkapan (Idiom)
Pengertiannya : bentuk bahasa berupa gabungan kata yang makna
katanya tidak dapat diuraikan dari makna unsur gabungan.
Perihal yang menyangkut ungkapan (idiom): idiomatik
Misalnya : kambing hitam yang berarti “ orang yang dipersalahkan ”
tidak ada kaitannya dengan (binatang) kambing yang (berwarna) berbulu hitam.
Pada dasarnya, ungkapan itu berupa gabungan kata yang salah satunya tidak dapat dihilangkan begitu saja.
Contoh: Kami datang bertepatan hari ulang tahunnya. salah.
Kami datang bertepatan dengan hari ulang tahunnya. benar
judul penulisan b.indonesia
Halaman Judul
Judul adalah : nama sebuah karangan (baik karangan ilmiah maupun karangan nonilmiah )
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun dan menata halaman judul :
1. Judul menarik perhatian pembaca atau bersifat persuasif.
2. Judul menggambarkan isi karangan secara menyeluruh sehingga ( dalam karangan ilmiah ) pemberian judul didasarkan atas topik karangan.
3. Dalam karangan ilmiah antara judul luar ( bersampul karton ) dan judul dalam harus sama, termasuk dalam tata letaknya.
4. Dalam karya ilmiah bagian-bagian yang ada pada halaman judul diselaraskan dengan gaya selingkung ( home style ) yang ada pada masing-masing Fakultas / Universitas.
5. Bagian-bagian yang harus ada dalam halaman judul :
a) Judul ( diketik kapital balok );
b) Etiket judul dalam bentuk kalimat ( hanya skripsi );
c) Nama penulis ( kapital ) dan nomor pokok;
d) Logo Universitas;
e) Data akademis berupa program studi, jurusan, fakultas, universitas, nama kota, dan tahun (kapital );
f) Tidak boleh dihiasi gambar, vinyet, dan variasi lainnya ;
g) Sebaiknya hindari penggunaan “ ditulis oleh “, “ nama : …”, “ NRP :….”
Contoh :
Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan ini merupakan tata cara adminitratif dalam penulisan ilmiah seperti skripsi :
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Penulisan judul skripsi dengan huruf kapital.
2. Penulisan nama pembimbing ( materi dan teknis ), pembaca skripsi, dan ketua program jurusan / dekan.
3. Penulisan nama-nama tersebut secara benar dan lengkap dengan gelar akademisnya serta tata letak yang sesuai dengan gaya selingkung.
4. Skripsi diajukan ke sidang akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca atau setelah layak uji.
5. Penulisan skripsi disahkan lulus setelah diuji di sidang terbuka / tertutup dan berhak mendapatkan ijazah sarjana jika telah ditandatangani semua nama yang tercantum.
6. Ikutilah yang di lingkup Fakultas / Universitas.
7. Perhatikanlah contoh-contoh berikut.
8. Halaman pengesahan ini tidak diperlukan dalam makalah ilmiah.
Contoh Format Ketikan Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Kata pengantar diharuskan ada dalam makalah skripsi dan makalah resmi yang berupa tugas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Penjelasan tentang pelaksanaan tugas pembuatan karya ilmiah.
2. Penjelasan tentang adanya tugas pembuatan karya ilmiah.
3. Penyebutan nama-nama memberikan bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekelompok orang, atau organisasi / lembaga.
4. Penyampaian ucapan terima kasih secara tulus kepada pihak-pihak yang membantu yang diawali dari rahmat Tuhan Yang Mahakuasa.
5. Penyebutan nama, kota, bulan, tahun, dan nama penulis, tanpa dibubuhi tanda tangan.
6. Mohon diindahkan pemakaian kaidah bahasa Indonesia secara benar.
7. Penulis membuka diri untuk kritik dan saran karangan tersebut dan kata ganti orang yang digunakan adalah saya, penulis, dan kami.
Contoh Format Ketikan Kata Pengantar
Hal-hal yang sudah ditulis dalam kata pengantar jangan sampai terulang lagi dalam ( bab I ) pendahuluan. Kata pengantar tidak sama dengan kata sambutan.
DAFTAR ISI
Adalah bagian karangan yang memuat isi karangan ilmiah secara lengkap ( dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis ).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar isi :
1. Susunan daftar isi secara taat asas ( konsisten ) baik penomoran maupun penulisan huruf bab dan sub-subbab.
2. Antarbagian dan bab serta antar subbab harus sejajar ( paralel dalam penataan kata ).
3. Rincian sub-subbab maksiamal 4 angka.
4. Tentukan ciri pembeda antara subbab dan sub-subbab.
5. Sebaiknya disertai halaman rujukan setiap bab atau subbab dengan mengatur kesejajaran melalaui titik-titik.
6. Tajuk bab, subbab dan sub-subbab sama betul dengan dengan halaman yang diacu pada bagian isi karangan.
7. Daftar isi harus ada dalam skripsi dan makalah yang lebih dari 10 halaman.
Contoh Format Ketikan Daftar Isi
BAB ISI KARANGAN
merupakan isi karangan yang menguraikan pokok masalah sejelas-jelasnya dan setuntas-tuntasnya.
• Penulis perlu memperhatkan :
1. Kejelasan uraian masalah yang dibahas;
2. Analisisis, interpretasi, dan sintesis masalah yang dikemukakan;
3. Bantuan uraian melalui contoh, bagan, diagram, lajur, grafik, dan foto;
4. Uraian dari bab / subbab ke bab / subbab koherensial;
5. Ketepatan dan kekonsistenan dalam pengetikan seperti penggunaan mesin tik / komputer, jenis kertas dan ukuran, dan jarak spasi;
6. Kekonsistenan dalam teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki;
7. Penggunaan kaidah bahasa Indonesia secara benar.
Contoh Format Bab Isi :
1. butir yang dianggap menyimpulkan isi karangan.
BAB KESIMPULAN
Dalam menyusun kesimpulan perlu memperhatikan :
2. Isi kesimpulan benar-benar menggambarkan isi karangan yang telah terurai dalam bab isi.
3. Kesimpulan merupakan jawaban dari (bab) pendahuluan yang mengemukakan masalah.
4. Kesimpulan hendaknya menimbulkan banyak kesan dan informasi yang amat berharga bagi pembaca.
5. Kesimpulan dapat disertai saran (sebagai subbab) yang amat berharga bagi pembaca.
Kesimpulan sebagai bab penutup isi karangan dapat berupa uraian seperti esai dan dapat pula berupa rincian dengan beberapa
Format Kesimpulan
BAB PENDAHULUAN
Bagian karangan, berupa awal bab karangan, yang mengantarkan pembaca ke dalam analisis dan sintesis suatu masalah / topik yang terdapat dalam bagian bab isi sebenarnya.
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Janganlah mengacu pada judul karangan sebagai rujukan, seperti ”Berdasarkan judul yang…………..”.
2. Jangan sampai terjadi pengulangan isi tugas sebagai isi dalam kata pengantar.
3. Hindari sikap rendah diri atau kurang harga diri yang akan mengecewakan pembaca seperti, “kurang ahli “, bersifat coba – coba “, “ belum berpengalaman “, dan yang senada singkatnya, janganlah menulis jika anda tidak siap atau kurang memahami masalah.
4. Penulis tidak memperlihatkan sikap mendua seperti adanya tersirat “ keraguan “ atau “ kebimbangan “ dalam bernalar dan seharusnya memperlihatkan ketegasan sikap.
5. Sebaiknya jangalah memulai bab ini dengan kutipan atau definisi yang akan yang diambil dari kamus yang seakan – akan menimbulkan kesan bahwa penulis belum memulai karangan dengan kata – kata sendiri.
6. Hindari pula kalimat tanya retoris dalam awal penulisan bab ini karena akan terlihat adanya pengulangan yang tidak diperlukan serta menimbulkan kesulitan membuat kalimat berikutnya.
7. Penulis harus mengindahkan penerapan kaidah tata bahasa dan ejaan serta teknik peulisan ragam karangan ilmiah.
8. Perbandingan halaman pendahuluan dan isi karangan 1 ( satu ) berbanding 6/8 halaman ( untuk makalah 2 atau 3 halaman saja ).
Isi Pendahuluan mencakup
1. Latar belakang masalah dan permasalahan.
a. Alasan yang mendukung penulisan.
b. Kegunaan praktis hasil analisis.
c. Pengetahuan tentang studi kepustakaan yang serupa.
d. Pengungkapan masalah utama secara jelas/ eksplisit.
2. Tujuan Penulisan
a. Sasaran utama yang hendak dicapai.
b. Upaya pokok yang harus diperlakukan sesuai dengan tugas.
3. Ruang lingkup masalah
a. Batasan masalah yang akan dibahas.
b. Rincian masalah yang akan dibahas sesuai dengan ragangan.
c. Ketaatasasan ( kekonsistenan) dalam penggunaan istilah.
4. Dasar teori yang akan diterapkan ( hipotesis )
a. Prinsip teori (pendapat / hukum / dalil / opini) yang digunakan.
b. Alasan penulis menggunakan teori tersebut.
5. Sumber data / fakta penulisan
a. Kriteria dalam penentuan jumlah data.
b. Kriteria penentuan representatif ( mutu data ).
c. Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan analisis.
6. Metode dan teknik penulisan
a. Metode adalah cara penulis menyajikan karangan seperti deskriptif, komparatif, atau eksperimental.
b. Teknik penulisan yang berkaitan dengan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, daftar isian, dan kuesioner.
7. Sistematika penulisan
a. Gambaran singkat karangan (pendahuluan, isi sebenaranya, dan kesimpulan).
b. Penjelasan nomor kode ( kalau ada )
Ke-7 penduhuluan di atas, terdapat dalam penulisan skripsi dan tesis, tetapi ada juga yang tidak menerapkan semuanya. Dalam penulisan makalah resmi yang berupa tugas, anda diharuskan memuat isi pendahuluan 1- 4.
Contoh Format Ketikan Pendahuluan
Contoh tahapan penyusunan ragangan ( terapan )
1. Penetapan topik, tujuan dan tesis
Topik : Upaya penanggulangan virus komputer pribadi
Tujuan : Untuk menjelaskan cara-cara penanggulangan virus komputer
Tesis : Sebagian besar masyarakat pemakai komputer di Indonesia telah
mengetahui adanya virus komputer, akan tetapi pengetahuan mereka
tentang cara – cara penanggulangan virus komputer belum lengkap dan
tuntas sehingga perlu diberitahu bagaimana cara penanggulangannya.
2. Inventarisasi topik utama dari tesis
a. Pengertian virus
b. Penanggulangan virus komputer
c. Pembasmian virus komputer
d. Pelacakan virus komputer
e. Kisah munculnya virus
f. Viru komputer
g. Jenis virus yang ada
h. Sejarah virus komputer
i. Bahaya virus komputer
3. Evaluasi semua topik ( kecil terinci ) di tahap kedua.
Dasar evaluasi yang diperhatikan adalah dari segi
a. kesatuan,
b. koherensi,
c. kelogisan, dan
d. kedisplinan ( sesuai dengan bidang ilmu )
4. Perumusan kembali tesis dengan sempurna ( mungkin ada perubahan )
Tesis : Sebagian besar komponen komputer di Indonesia telah mengetahui adanya virus komputer belum mendalam sehingga perlu diberitahu cara penanggulangan tersebut.
5. Penyusunan ragangan sementara
I. Pendahuluan
II. Virus Komputer di Indonesia
II.1 Pengertian Virus
II.2 Jenis – jenis Virus
III. Penanggulangan Virus
IV. Pelacakan Virus
V. Pembasmian Virus
VI. Sejarah Virus Komputer
VII. Penutup / Kesimpulan
6. Penyusunan tesis ( akhir ) dengan sempurna
Tesis : Sebagian besar komponen komputer di Indonesia telah lama mengetahui adanya virus di dalam komputer, tetapi cara penanggulangan atau pembasmian virus komputer itu belum banyak diketahui oleh konsumen komputer.
7. Susunan ragangan formal ( siap pakai )
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah dan Permasalahan
I.2 Tujuan Penulisan
I.3 Ruang Llingkup Masalah
I.4 Dasar Teori Yang Dipakai
II. VIRUS KOMPUTER
II.1 Pengertian Virus Komputer
II.2 Bagian – Bagian Virus Komputer
II.3 Jenis – Jenis Virus Komputer
II.3.1 Jenis – Jenis Virus Berdasarkan Cara Penanggulangannya
II.3.2 Jenis Virus Berdasarkan Tingkat Keganasannya.
II.3.3 Jenis Virus Berdasarkan Tujuannya
II.3.4 Jenis Virus Berdasarkan Sistem Operasinya
III. PENANGGULANGAN VIRUS KOMPUTER
III.1 Pelacakan Virus Komputer
III.1.1 Virus Komputer di Memori Program
III.1.2 Virus Komputer di Memori Tanpa Program
III.1.3 Virus Komputer di Disket
III.1.4 Virus Komputer di Hardisk
III.2 Pembasmian Virus Komputer
III.2.1 Virus Komputer dengan Program Serum
III.2.2 Virus Komputer tanpa Program Serum
IV KESIMPULAN
PENULISAN KARYA ILMIAH
( KONVENSI NASKAH )
Konvensi Naskah : organisasi karangan ilmiah yang membuat 15 bagian
karangan.
Berikut ini rincian ke 15 bagian karangan ilmia:
Bagian I : Pelengkap pendahuluan yang terdiri atas
1. Judul ( judul luar dan dalam )
2. Halaman persembahan
3. Halaman penegesahan
4. Kata pengantar
5. Catatan
6. Daftar isi
7. Daftar tabel
Bagian II : Tubuh / inti karangan yang terdiri atas
1. Pendahuluan
2. Isi sebenarnya
3. Kesimpulan
Bagian III : Pelengkap kesimpulan yang terdiri atas
1. Daftar pustaka ( Bibliografi )
2. Lampiran ( Apendiks )
3. Indeks
4. Abstrak
5. Riwayat Hidup penulis
Sebelum melakukan pengetikan makalah/skripsi, penulis perlu memperhatikan “ prasarana “ teknis pengetikan. Hal teknis ini adalah :
1. Ketebalan kertas 70/80 mg,
2. Jenis kertas HVS ( polos putih ) berukuran kuarto (22 X 28 cm),
3. Format ketikan :
batas ke kiri 4 cm dan ke kanan 2 cm
batas ke atas 3,5 cm dan dan ke bawah 3 cm
batas ke atas 6,5 cm setiap awal bab / bagian karangan,
4. Berupa ketikan dan komputer,
5. Jarak ketikan 2 ( dua ) spasi,
6. Makalah disampul plastik ( transparan ),
7. Ketikan nomor halaman pojok kanan atas atau bawah tanpa titik,
8. Penyerahan makalah yang asli tepat waktu,
9. Makalah dilengkapi dengan tesis dan ragangan, dan
10. Kaidah bahasa Indonesia diindahkan,
11. Halaman pelengkap pendahuluan dengan angka romawi kecil dan bagian pendahuluan sampai riwayat hidup penulis digunakan angka arab.
Bagian 17 tentang format pengetikan ini dimulai dari lembar pertama yaitu halaman akhir yaitu halaman judul sampai dengan halaman akhir yaitu halaman riwayat hidup penulis. Di samping itu, setiap awal bagian atau awal bab karangan harus halaman baru dan jarak 6,5 cm dari batas atas.
Judul adalah : nama sebuah karangan (baik karangan ilmiah maupun karangan nonilmiah )
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun dan menata halaman judul :
1. Judul menarik perhatian pembaca atau bersifat persuasif.
2. Judul menggambarkan isi karangan secara menyeluruh sehingga ( dalam karangan ilmiah ) pemberian judul didasarkan atas topik karangan.
3. Dalam karangan ilmiah antara judul luar ( bersampul karton ) dan judul dalam harus sama, termasuk dalam tata letaknya.
4. Dalam karya ilmiah bagian-bagian yang ada pada halaman judul diselaraskan dengan gaya selingkung ( home style ) yang ada pada masing-masing Fakultas / Universitas.
5. Bagian-bagian yang harus ada dalam halaman judul :
a) Judul ( diketik kapital balok );
b) Etiket judul dalam bentuk kalimat ( hanya skripsi );
c) Nama penulis ( kapital ) dan nomor pokok;
d) Logo Universitas;
e) Data akademis berupa program studi, jurusan, fakultas, universitas, nama kota, dan tahun (kapital );
f) Tidak boleh dihiasi gambar, vinyet, dan variasi lainnya ;
g) Sebaiknya hindari penggunaan “ ditulis oleh “, “ nama : …”, “ NRP :….”
Contoh :
Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan ini merupakan tata cara adminitratif dalam penulisan ilmiah seperti skripsi :
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Penulisan judul skripsi dengan huruf kapital.
2. Penulisan nama pembimbing ( materi dan teknis ), pembaca skripsi, dan ketua program jurusan / dekan.
3. Penulisan nama-nama tersebut secara benar dan lengkap dengan gelar akademisnya serta tata letak yang sesuai dengan gaya selingkung.
4. Skripsi diajukan ke sidang akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca atau setelah layak uji.
5. Penulisan skripsi disahkan lulus setelah diuji di sidang terbuka / tertutup dan berhak mendapatkan ijazah sarjana jika telah ditandatangani semua nama yang tercantum.
6. Ikutilah yang di lingkup Fakultas / Universitas.
7. Perhatikanlah contoh-contoh berikut.
8. Halaman pengesahan ini tidak diperlukan dalam makalah ilmiah.
Contoh Format Ketikan Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Kata pengantar diharuskan ada dalam makalah skripsi dan makalah resmi yang berupa tugas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Penjelasan tentang pelaksanaan tugas pembuatan karya ilmiah.
2. Penjelasan tentang adanya tugas pembuatan karya ilmiah.
3. Penyebutan nama-nama memberikan bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekelompok orang, atau organisasi / lembaga.
4. Penyampaian ucapan terima kasih secara tulus kepada pihak-pihak yang membantu yang diawali dari rahmat Tuhan Yang Mahakuasa.
5. Penyebutan nama, kota, bulan, tahun, dan nama penulis, tanpa dibubuhi tanda tangan.
6. Mohon diindahkan pemakaian kaidah bahasa Indonesia secara benar.
7. Penulis membuka diri untuk kritik dan saran karangan tersebut dan kata ganti orang yang digunakan adalah saya, penulis, dan kami.
Contoh Format Ketikan Kata Pengantar
Hal-hal yang sudah ditulis dalam kata pengantar jangan sampai terulang lagi dalam ( bab I ) pendahuluan. Kata pengantar tidak sama dengan kata sambutan.
DAFTAR ISI
Adalah bagian karangan yang memuat isi karangan ilmiah secara lengkap ( dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis ).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar isi :
1. Susunan daftar isi secara taat asas ( konsisten ) baik penomoran maupun penulisan huruf bab dan sub-subbab.
2. Antarbagian dan bab serta antar subbab harus sejajar ( paralel dalam penataan kata ).
3. Rincian sub-subbab maksiamal 4 angka.
4. Tentukan ciri pembeda antara subbab dan sub-subbab.
5. Sebaiknya disertai halaman rujukan setiap bab atau subbab dengan mengatur kesejajaran melalaui titik-titik.
6. Tajuk bab, subbab dan sub-subbab sama betul dengan dengan halaman yang diacu pada bagian isi karangan.
7. Daftar isi harus ada dalam skripsi dan makalah yang lebih dari 10 halaman.
Contoh Format Ketikan Daftar Isi
BAB ISI KARANGAN
merupakan isi karangan yang menguraikan pokok masalah sejelas-jelasnya dan setuntas-tuntasnya.
• Penulis perlu memperhatkan :
1. Kejelasan uraian masalah yang dibahas;
2. Analisisis, interpretasi, dan sintesis masalah yang dikemukakan;
3. Bantuan uraian melalui contoh, bagan, diagram, lajur, grafik, dan foto;
4. Uraian dari bab / subbab ke bab / subbab koherensial;
5. Ketepatan dan kekonsistenan dalam pengetikan seperti penggunaan mesin tik / komputer, jenis kertas dan ukuran, dan jarak spasi;
6. Kekonsistenan dalam teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki;
7. Penggunaan kaidah bahasa Indonesia secara benar.
Contoh Format Bab Isi :
1. butir yang dianggap menyimpulkan isi karangan.
BAB KESIMPULAN
Dalam menyusun kesimpulan perlu memperhatikan :
2. Isi kesimpulan benar-benar menggambarkan isi karangan yang telah terurai dalam bab isi.
3. Kesimpulan merupakan jawaban dari (bab) pendahuluan yang mengemukakan masalah.
4. Kesimpulan hendaknya menimbulkan banyak kesan dan informasi yang amat berharga bagi pembaca.
5. Kesimpulan dapat disertai saran (sebagai subbab) yang amat berharga bagi pembaca.
Kesimpulan sebagai bab penutup isi karangan dapat berupa uraian seperti esai dan dapat pula berupa rincian dengan beberapa
Format Kesimpulan
BAB PENDAHULUAN
Bagian karangan, berupa awal bab karangan, yang mengantarkan pembaca ke dalam analisis dan sintesis suatu masalah / topik yang terdapat dalam bagian bab isi sebenarnya.
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Janganlah mengacu pada judul karangan sebagai rujukan, seperti ”Berdasarkan judul yang…………..”.
2. Jangan sampai terjadi pengulangan isi tugas sebagai isi dalam kata pengantar.
3. Hindari sikap rendah diri atau kurang harga diri yang akan mengecewakan pembaca seperti, “kurang ahli “, bersifat coba – coba “, “ belum berpengalaman “, dan yang senada singkatnya, janganlah menulis jika anda tidak siap atau kurang memahami masalah.
4. Penulis tidak memperlihatkan sikap mendua seperti adanya tersirat “ keraguan “ atau “ kebimbangan “ dalam bernalar dan seharusnya memperlihatkan ketegasan sikap.
5. Sebaiknya jangalah memulai bab ini dengan kutipan atau definisi yang akan yang diambil dari kamus yang seakan – akan menimbulkan kesan bahwa penulis belum memulai karangan dengan kata – kata sendiri.
6. Hindari pula kalimat tanya retoris dalam awal penulisan bab ini karena akan terlihat adanya pengulangan yang tidak diperlukan serta menimbulkan kesulitan membuat kalimat berikutnya.
7. Penulis harus mengindahkan penerapan kaidah tata bahasa dan ejaan serta teknik peulisan ragam karangan ilmiah.
8. Perbandingan halaman pendahuluan dan isi karangan 1 ( satu ) berbanding 6/8 halaman ( untuk makalah 2 atau 3 halaman saja ).
Isi Pendahuluan mencakup
1. Latar belakang masalah dan permasalahan.
a. Alasan yang mendukung penulisan.
b. Kegunaan praktis hasil analisis.
c. Pengetahuan tentang studi kepustakaan yang serupa.
d. Pengungkapan masalah utama secara jelas/ eksplisit.
2. Tujuan Penulisan
a. Sasaran utama yang hendak dicapai.
b. Upaya pokok yang harus diperlakukan sesuai dengan tugas.
3. Ruang lingkup masalah
a. Batasan masalah yang akan dibahas.
b. Rincian masalah yang akan dibahas sesuai dengan ragangan.
c. Ketaatasasan ( kekonsistenan) dalam penggunaan istilah.
4. Dasar teori yang akan diterapkan ( hipotesis )
a. Prinsip teori (pendapat / hukum / dalil / opini) yang digunakan.
b. Alasan penulis menggunakan teori tersebut.
5. Sumber data / fakta penulisan
a. Kriteria dalam penentuan jumlah data.
b. Kriteria penentuan representatif ( mutu data ).
c. Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan analisis.
6. Metode dan teknik penulisan
a. Metode adalah cara penulis menyajikan karangan seperti deskriptif, komparatif, atau eksperimental.
b. Teknik penulisan yang berkaitan dengan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, daftar isian, dan kuesioner.
7. Sistematika penulisan
a. Gambaran singkat karangan (pendahuluan, isi sebenaranya, dan kesimpulan).
b. Penjelasan nomor kode ( kalau ada )
Ke-7 penduhuluan di atas, terdapat dalam penulisan skripsi dan tesis, tetapi ada juga yang tidak menerapkan semuanya. Dalam penulisan makalah resmi yang berupa tugas, anda diharuskan memuat isi pendahuluan 1- 4.
Contoh Format Ketikan Pendahuluan
Contoh tahapan penyusunan ragangan ( terapan )
1. Penetapan topik, tujuan dan tesis
Topik : Upaya penanggulangan virus komputer pribadi
Tujuan : Untuk menjelaskan cara-cara penanggulangan virus komputer
Tesis : Sebagian besar masyarakat pemakai komputer di Indonesia telah
mengetahui adanya virus komputer, akan tetapi pengetahuan mereka
tentang cara – cara penanggulangan virus komputer belum lengkap dan
tuntas sehingga perlu diberitahu bagaimana cara penanggulangannya.
2. Inventarisasi topik utama dari tesis
a. Pengertian virus
b. Penanggulangan virus komputer
c. Pembasmian virus komputer
d. Pelacakan virus komputer
e. Kisah munculnya virus
f. Viru komputer
g. Jenis virus yang ada
h. Sejarah virus komputer
i. Bahaya virus komputer
3. Evaluasi semua topik ( kecil terinci ) di tahap kedua.
Dasar evaluasi yang diperhatikan adalah dari segi
a. kesatuan,
b. koherensi,
c. kelogisan, dan
d. kedisplinan ( sesuai dengan bidang ilmu )
4. Perumusan kembali tesis dengan sempurna ( mungkin ada perubahan )
Tesis : Sebagian besar komponen komputer di Indonesia telah mengetahui adanya virus komputer belum mendalam sehingga perlu diberitahu cara penanggulangan tersebut.
5. Penyusunan ragangan sementara
I. Pendahuluan
II. Virus Komputer di Indonesia
II.1 Pengertian Virus
II.2 Jenis – jenis Virus
III. Penanggulangan Virus
IV. Pelacakan Virus
V. Pembasmian Virus
VI. Sejarah Virus Komputer
VII. Penutup / Kesimpulan
6. Penyusunan tesis ( akhir ) dengan sempurna
Tesis : Sebagian besar komponen komputer di Indonesia telah lama mengetahui adanya virus di dalam komputer, tetapi cara penanggulangan atau pembasmian virus komputer itu belum banyak diketahui oleh konsumen komputer.
7. Susunan ragangan formal ( siap pakai )
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah dan Permasalahan
I.2 Tujuan Penulisan
I.3 Ruang Llingkup Masalah
I.4 Dasar Teori Yang Dipakai
II. VIRUS KOMPUTER
II.1 Pengertian Virus Komputer
II.2 Bagian – Bagian Virus Komputer
II.3 Jenis – Jenis Virus Komputer
II.3.1 Jenis – Jenis Virus Berdasarkan Cara Penanggulangannya
II.3.2 Jenis Virus Berdasarkan Tingkat Keganasannya.
II.3.3 Jenis Virus Berdasarkan Tujuannya
II.3.4 Jenis Virus Berdasarkan Sistem Operasinya
III. PENANGGULANGAN VIRUS KOMPUTER
III.1 Pelacakan Virus Komputer
III.1.1 Virus Komputer di Memori Program
III.1.2 Virus Komputer di Memori Tanpa Program
III.1.3 Virus Komputer di Disket
III.1.4 Virus Komputer di Hardisk
III.2 Pembasmian Virus Komputer
III.2.1 Virus Komputer dengan Program Serum
III.2.2 Virus Komputer tanpa Program Serum
IV KESIMPULAN
PENULISAN KARYA ILMIAH
( KONVENSI NASKAH )
Konvensi Naskah : organisasi karangan ilmiah yang membuat 15 bagian
karangan.
Berikut ini rincian ke 15 bagian karangan ilmia:
Bagian I : Pelengkap pendahuluan yang terdiri atas
1. Judul ( judul luar dan dalam )
2. Halaman persembahan
3. Halaman penegesahan
4. Kata pengantar
5. Catatan
6. Daftar isi
7. Daftar tabel
Bagian II : Tubuh / inti karangan yang terdiri atas
1. Pendahuluan
2. Isi sebenarnya
3. Kesimpulan
Bagian III : Pelengkap kesimpulan yang terdiri atas
1. Daftar pustaka ( Bibliografi )
2. Lampiran ( Apendiks )
3. Indeks
4. Abstrak
5. Riwayat Hidup penulis
Sebelum melakukan pengetikan makalah/skripsi, penulis perlu memperhatikan “ prasarana “ teknis pengetikan. Hal teknis ini adalah :
1. Ketebalan kertas 70/80 mg,
2. Jenis kertas HVS ( polos putih ) berukuran kuarto (22 X 28 cm),
3. Format ketikan :
batas ke kiri 4 cm dan ke kanan 2 cm
batas ke atas 3,5 cm dan dan ke bawah 3 cm
batas ke atas 6,5 cm setiap awal bab / bagian karangan,
4. Berupa ketikan dan komputer,
5. Jarak ketikan 2 ( dua ) spasi,
6. Makalah disampul plastik ( transparan ),
7. Ketikan nomor halaman pojok kanan atas atau bawah tanpa titik,
8. Penyerahan makalah yang asli tepat waktu,
9. Makalah dilengkapi dengan tesis dan ragangan, dan
10. Kaidah bahasa Indonesia diindahkan,
11. Halaman pelengkap pendahuluan dengan angka romawi kecil dan bagian pendahuluan sampai riwayat hidup penulis digunakan angka arab.
Bagian 17 tentang format pengetikan ini dimulai dari lembar pertama yaitu halaman akhir yaitu halaman judul sampai dengan halaman akhir yaitu halaman riwayat hidup penulis. Di samping itu, setiap awal bagian atau awal bab karangan harus halaman baru dan jarak 6,5 cm dari batas atas.
Langganan:
Postingan (Atom)